Thursday, 24 April 2025
HomeBeritaPerjalanan Siti Mawadah, Dosen IPB dari Industri Pakan ke Dunia Pendidikan

Perjalanan Siti Mawadah, Dosen IPB dari Industri Pakan ke Dunia Pendidikan

Bogordaily.net – Lahir di Jakarta pada 17 November 1988, Siti Mawadah tumbuh dalam keluarga kecil di Bekasi bersama kedua orang tuanya dan seorang saudara perempuan. Minatnya terhadap dunia peternakan muncul sejak kecil, ketika sang ayah membelikannya sepasang ayam kate.

Dari situlah ketertarikannya terhadap hewan ternak berkembang, hingga akhirnya membawa ia menempuh pendidikan di bidang Nutrisi dan Teknologi Pakan (NTP) di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Meskipun IPB merupakan pilihan kedua saat seleksi perguruan tinggi, keputusan ini mengantarkannya pada perjalanan panjang dalam dunia peternakan dan industri pakan. Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana, ia langsung terjun ke industri sebagai Quality Control di Charoen Pokphand Indonesia, salah satu perusahaan pakan ternak terbesar di Indonesia.

Selama lima tahun, ia bekerja di bidang pengawasan kualitas bahan baku, turun langsung ke lapangan, dari truk pengangkut hingga kapal laut. Pengalaman ini memberinya wawasan mendalam tentang kebutuhan industri terhadap tenaga kerja yang siap pakai.

Namun, kehidupan membawanya pada perubahan besar. Setelah menikah dengan sang suami, ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya demi membangun keluarga di Bogor. Keputusan ini tidak mudah, tetapi justru membukakan jalan baru.

Dengan dorongan suami, ia melanjutkan studi magister di bidang yang sama, Nutrisi Pakan, di IPB. Berkat hibah penelitian dari Sekolah Vokasi, ia dapat menyelesaikan magisternya dan memantapkan diri dalam dunia akademik.

Setelah beberapa tahun fokus menjadi ibu rumah tangga, kesempatan baru datang di tahun 2023 ketika ia berhasil lolos seleksi CPNS sebagai dosen di Sekolah Vokasi IPB, tepatnya di Program Studi Teknologi dan Manajemen Ternak (TNK). Sejak Agustus 2024, ia mulai mengajar dan berbagi pengalaman dari dunia industri kepada mahasiswa.

Menurutnya, tantangan terbesar sebagai pendidik adalah menjembatani kesenjangan antara keilmuan di kampus dengan kebutuhan industri. Ia ingin memastikan mahasiswa TNK tidak hanya memiliki pengetahuan teoretis, tetapi juga keterampilan praktis agar siap bersaing di dunia kerja.

Bagi Siti Mawadah, sukses bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga bagaimana orang-orang di sekitarnya ikut berkembang. Ia berprinsip bahwa kegagalan adalah bagian dari proses, selama seseorang terus mencoba dan tidak berhenti berusaha. Hal ini ia buktikan saat mencoba berkali-kali melamar sebagai CPNS sebelum akhirnya diterima di kesempatan terakhir pada usia maksimal 35 tahun.

Salah satu cita-citanya yang belum terwujud adalah bersekolah di luar negeri. Meskipun sempat mencoba mendaftar di berbagai universitas, kesempatan itu belum berpihak padanya. Namun, ia tetap berusaha meningkatkan kapasitas diri, terutama dalam bahasa Inggris, demi mewujudkan impian tersebut.

Di dunia akademik, ia melihat masih banyak mahasiswa yang ragu menyuarakan ide-ide brilian mereka karena takut menghadapi dosen atau merasa tidak percaya diri.

Ia berharap mahasiswa lebih berani berpikir out of the box dan tidak takut menyampaikan gagasan. Selain itu, ia ingin lulusan Sekolah Vokasi tidak hanya siap bekerja, tetapi juga memiliki jiwa wirausaha agar mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

Dengan perjalanan hidup yang penuh tantangan dan keputusan besar, Siti Mawadah terus berkontribusi dalam dunia pendidikan, membentuk generasi baru yang siap menghadapi industri peternakan dan perunggasan di Indonesia.***

Muhammad Raihan Ath Thaariq

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here