Bogordaily.net – Prof. Dr. Amiruddin Saleh adalah sosok akademisi sekaligus praktisi komunikasi yang telah menorehkan jejak panjang dan dalam di dunia pendidikan tinggi Indonesia.
Sebagai Guru Besar Ilmu Komunikasi di IPB University, beliau telah menjadi mercusuar bagi para mahasiswa dan rekan sejawat yang menekuni bidang komunikasi kelompok, komunikasi pembangunan, media digital, hingga etika komunikasi dan konseling.
Amiruddin Saleh, tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai integritas, kerja keras, dan kemanusiaan dalam setiap interaksinya.
Kiprah Prof. Amiruddin tak hanya berhenti di ruang kelas. Beliau aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan institusi, dan saat ini mengemban amanah sebagai Kepala Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM) di bawah Lembaga Kawasan Pengembangan Edukasi (LKPE) IPB University.
Dalam kapasitas ini, beliau menjadi penggerak utama program-program pelatihan, workshop, hingga pengabdian masyarakat yang berbasis pada pendekatan Development Communication serta berorientasi pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Salah satu kekuatan utama Prof. Amiruddin terletak pada kemampuannya menjembatani dunia akademik dan praktik.
Ia dikenal sebagai figur yang memahami pentingnya komunikasi dalam proses pemberdayaan masyarakat. Dengan pendekatan komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok yang ia kembangkan, Prof.
Amiruddin berupaya menghadirkan pendidikan yang tidak hanya teoritis, tetapi juga kontekstual dan membumi.
Ia percaya bahwa komunikasi bukan hanya alat untuk menyampaikan pesan, melainkan medium untuk membangun kesepahaman, kepercayaan, dan transformasi sosial.
Sepanjang kariernya, beliau telah membimbing mahasiswa dari berbagai jenjang pendidikan—mulai dari Diploma IV Komunikasi Digital dan Media Terapan, program Sarjana (S1), Magister (S2), hingga Doktoral (S3).
Tak terhitung berapa banyak mahasiswa yang akhirnya menemukan arah hidup dan karier mereka berkat bimbingan dan keteladanan beliau. Di tengah kesibukannya, beliau juga tetap produktif menulis dan meneliti.
Berdasarkan data Google Scholar, karya ilmiah Prof. Amiruddin telah dikutip sebanyak 1.451 kali, dengan indeks-h sebesar 17 dan indeks-i10 sebesar 44.
Catatan ini tidak hanya menunjukkan luasnya pengaruh akademis beliau, tetapi juga mencerminkan kualitas dan konsistensi pemikirannya dalam bidang komunikasi.
Namun, yang membuat beliau dihormati bukan hanya prestasi akademik atau jabatan strukturalnya, melainkan kepribadiannya yang rendah hati, tegas, dan mengayomi.
Ia tidak pernah menempatkan dirinya lebih tinggi dari orang lain, bahkan ketika berhadapan dengan mahasiswa tingkat awal.
Dalam banyak kesempatan, ia sering mengatakan bahwa “ilmu yang tidak memberi manfaat adalah ilmu yang belum selesai.” Prinsip inilah yang terus ia pegang dalam menjalankan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Gaya komunikasinya yang lugas, logis, namun tetap hangat dan menyentuh menjadikan setiap pertemuan dengannya terasa bermakna.
Ia tidak berbicara untuk didengar, tapi untuk dipahami. Dalam banyak forum, beliau mendorong mahasiswa untuk berani berpikir kritis, terbuka terhadap perbedaan, dan tidak pernah lelah mencari jawaban dari pertanyaan- pertanyaan besar dalam hidup.
Ia percaya bahwa keberhasilan pendidikan tidak ditentukan oleh seberapa tinggi nilai akademik yang diraih, tetapi sejauh mana ilmu itu bisa digunakan untuk kebaikan.
Sebagai pemimpin, Prof. Amiruddin juga dikenal sebagai sosok yang visioner namun membumi. Ia mampu memetakan tantangan zaman dan meresponsnya dengan program- program yang inovatif. Dalam pengembangan sumber daya manusia, beliau menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin, pembelajaran sepanjang hayat, dan penerapan teknologi digital yang inklusif.
Kini, sebagai salah satu tokoh utama dalam pengembangan komunikasi pembangunan di Indonesia, Prof. Amiruddin Saleh tidak hanya meninggalkan jejak dalam bentuk karya ilmiah, tetapi juga dalam bentuk nilai-nilai kehidupan: integritas, ketekunan, dan kemauan untuk memberi manfaat bagi sesama.
Beliau ingin dikenang bukan karena gelar atau statistik pencapaiannya, tetapi karena satu hal yang sederhana namun bermakna: beliau selalu berusaha menjadi manusia yang baik. Dan dalam kesederhanaan itu, terpatri kebesaran yang sejati.
Dalam dunia yang terus bergerak cepat dan penuh perubahan, kehadiran beliau mengingatkan kita bahwa pendidikan sejati adalah tentang keberanian untuk peduli, keikhlasan untuk membimbing, dan ketulusan untuk memberi. Itulah yang membuat Prof. Amiruddin bukan sekadar Guru Besar, tapi juga panutan dan pembentuk zaman.***
Umar Budiman
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB