Friday, 18 April 2025
HomeOpiniProgram Makanan Bergizi Gratis: Sudah Tepat atau Masih Perlu di Ralat?

Program Makanan Bergizi Gratis: Sudah Tepat atau Masih Perlu di Ralat?

Bogordaily.net – Program makan bergizi gratis (MBG) adalah salah satu langkah strategis dalam mewujudkan visi Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto untuk Indonesia Emas 2045. Program ini diluncurkan untuk mendukung salah satu dari delapan misi Asta Cita, yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Dalam pelaksanaannya, MBG bertujuan untuk mengatasi masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia, sekaligus mendukung tumbuh kembang anak-anak, kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui, serta meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air.

Tujuan dari program MBG ini yaitu untuk meningkatkan gizi anak yang akan menunjang tumbuh kembang anak, meningkatkan konsentrasi anak pada saat sekolah, meningkatkan prestasi anak dalam kegiatan akademik, dan yang paling penting program ini akan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Kemudian program MBG ini juga dapat membantu mengerakkan ekonomi lokal dengan melibatkan beberapa UMKM, para petani dan para pemasok bahan untuk program ini.

Program makan bergizi gratis (MBG) telah dilaksanakan sejak 6 Januari 2025 hingga saat ini, sudah ada di 190 titik pada 26 provinsi di Indoensia. Pemerintah sampai saat ini terus mengupayakan untuk penyebaran MBG sampai ke seluruh penjuru di Indonesia.

Penyebaran MBG ini diharapkan ke pelosok-pelosok Indonesia terlebih dahulu karena dilihat anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui di pelosok sangat membutuhkan MBG untuk perkembangan anak sekolah, bayi yang akan segera lahir, dan nutrisi pada ASI yang dapat meningkatkan perkembangan pertumbuhan bayi.

Keefektifan Makanan Bergizi Gratis
Program makanan bergizi gratis (MBG) yang sudah berjalan dari 6 Januari 2025 hingga saat ini sudah tersebar di 190 titik pada 26 provinsi di Indonesia. Penyebaran ke sekolah-sekolah sudah terlaksana walaupun masih banyak sekolah yang belum dapat merasakan MBG hingga saat ini.

Penyebaran yang belum merata ini menuai banyak kontra di kalangan lembaga pendidikan hingga publik, terutama pada orang yang berada di pelosok-pelosok Indonesia yang lebih membutuhkan program ini, tetapi pemerintah lebih mendahulukan daerah yang sudah menjalani uji coba program ini.

Program ini terbilang sudah cukup efektif dalam pelaksanaanya. Mulai dari pendistribusian makanan, ketepatan waktu pengantaran makanan, dan berbagai hal lainya. Tapi terdapat beberapa laporan bahwa ada keterlambatan kedatangan makanan yang seharusnya datang pada pukul 11.00 tetapi baru datang pada pukul 13.30, hal-hal ini harus menjadi bahan evaluasi kepada pemerintah tentang program ini, mulai dari hal-hal kecil seperti itu karena program ini akan terus berjalan hingga masa kepemimpinan Prabowo selesai.

Sekolah dan para siswa berharap tidak ada lagi keterlambatan dalam pengiriman makanan karena bahan makanan dan anggaran yang digunakan akan sia-sia, kemudian dampak keterlabatan ini juga dapat menganggu proses kegiatan belajar mengajar yang seharusnya waktu istirahat dapat digunakan untuk melakukan makan siang karena jika terlambat mengantar kegiatan makan siang akan terhambat, sehingga siswa akan sulit fokus dalam belajar dan tidak sesuai dengan tujuan makan siang bergizi gratis.

Kualitas Makanan Gratis
Kualitas makanan bergizi gratis (MBG) sejauh ini sudah cukup baik, gizi setiap anak sudah terpenuhi, antara 500-700 kalori dan terkandung unsur karbohidrat, protein nabati dan hewani, lemak, dan buah dalam sekali makan. Dengan budget setiap satu porsi makanan Rp10.000 sudah mendapatkan makanan yang berkualitas, Menu yang diberikan setiap hari juga bervariasi supaya anak-anak tidak bosan ketika mereka makan.

Baru satu hari program ini berjalan, sudah banyak keluhan dari anak-anak terutama anak SD. Mereka mengatakan bahwa rasa dari MBG ini hambar, terdapat buah yang keras sehingga sulit untuk digigit, rasa sayurnya seperti basi, dan beberapa keluhan lainnya. Mereka juga mengaku tidak mendapatkan susu sesuai yang dijanjikan oleh Prabowo, padahal kandungan pada susu sangat bermanfaat bagi anak-anak.

Pemerintah harus segera mengevaluasi tentang program ini terutama kualitas makanan karena makanan sangat krusial jika makanan yang diberikan tidak layak makan anak-anak dapat keracunan makanan. Quality control setiap makanan harus selalu diperhatikan oleh para penanggung jawab program ini untuk kedepannya supaya kualitas makanan tetap terjaga dan anak-anak dapat merasakan program ini tanpa mengeluh dan merasakan senang, serta dapat membantu anak-anak yang kurang mampu.

Lembaga pendidikan dan publik sangat berharap pemerintah dapat mengevaluasi program MBG ini menjadi lebih baik lagi supaya anak-anak Indonesia dapat menjadi lebih berprestasi dan siap menjadi generasi emas dalam menuju Indonesia Emas 2045. Program ini jangan berhenti di tengah jalan, tetapi sama-sama kita dukung program ini supaya berhasil sesuai tujuan yang sudah dibuat oleh Prabowo.***

Emery Muhammad Ryanysa
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media
Sekolah Vokasi IPB

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here