Bogordaily.net – Dr Ir. Johan Wetik, MM. Pria yang lahir dari tanah Banyuwangi, 2 Juli 1966 merupakan seorang dosen praktisi di IPB University Program Studi Komunikasi Digital dan Media, kehadirannya di dunia pendidikan berperan lebih mendalam ke berbagai tingkatan akademik.
Selain menjadi dosen praktisi, Johan adalah dosen Program Studi Manajemen di STIE Kalpataru Cibinong dan STIE Darma Bumi Putra, Jakarta. Selain sebagai seorang dosen, Johan merupakan seorang guru Matematika di SMK Baranangsiang dan SMK Budi Darma, Kota Bogor. Terlepas dari perannya sebagai pendidik, Dr.Ir Johan Wetik berdedikasi dalam pembentukan program P2SDM (Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia).
Lalu, apa saja jalan yang sudah ditempuh untuk mendapatkan semua peran penting di hidupnya?
“Saya memang punya darah pertanian.” Lima kata yang menggambarkan sejatinya Johan Wetik. Johan menempuh Pendidikan S1 Agronomi, Fakultas Pertanian IPB University. Motivasinya dalam menempuh Pendidikan ini awalnya karena tertarik terhadap tanaman dan budidaya serta berangkat dari madrasah pertamanya, yaitu ibu yang sangat mencintai tanaman. Pada akhirnya, mengambil Keputusan untuk bergelut di bidang tanaman hias atau hortikultura.
Setelah lulus dari Pendidikan S1, Johan mencari perusahaan tanaman hias berlokasi di Batam milik Salim Group yang mengekspor tanaman ke mancanegara seperti Jepang, Singapura, Prancis, dan sebagainya. Tekadnya dalam mendalami sebuah passion mengindikasikan sebuah keberlanjutan.
Johan Wetik juga pernah menjadi Flowering Superficer selama dua tahun lamanya, menyalurkan cintanya yang besar terhadap tanaman selama dua tahun. Sampai kepada titik Johan merasa tidak ada ruang baginya untuk berkompetisi dalam dunia pekerjaan.
Karena merasa tidak dapat berkembang, keputusannya jatuh di Manajemen Keuangan. Bukan untuk meninggalkan darahnya, namun Johan berfikir bagaimana jika kedua ilmu ini dapat dikolaborasikan guna melahirkan inovasi.
Magister Managemen Keuangan, Universitas Gadjah Mada. Gelar “magister” telah diraih, dengan berbagai pertimbangan atas keputusannya. Johan berhasil membuat keputusan yang tepat dengan melanjutkan studi dan kembali bergelut di bidang pertanian dengan bekerja di Perkebunan cabe dan bekerja di bidang Agroindustri bersama teman-temannya.
Pada prosesnya, Johan mendapatkan kesempatan untuk naik jabatan dengan syarat relokasi daerah kerja. Dengan berbagai pertimbangan, jarak akan menjadi penghambat karena anak-anak beliau masih terbilang sangat kecil, dalam proses berfikir yang panjang Johan tidak ingin mengorbankan keluarganya untuk sebuah jabatan. Jalan hidupnya memilih menjadi seorang penjual kue.
Kue Basah, bukan hanya sekedar makanan pelengkap tetapi menjadi sumber kebahagiaan. Johan, dengan ilmu yang dimilikinya membangun sebuah toko kue berlandaskan tekadnya untuk terus berkembang.
Terkesan agak loncat-loncat dari gelar dan perjalanan pendidikannya, namun Johan membuktikan bahwa tidak ada pekerjaan yang kecil kecuali tekad yang kerdil.
Terbukti, 15 outlet kue berhasil dibangun dengan semangat dan kerja keras yang berdiri selama 7 tahun. Berangkat dari sini beliau belajar bagaimana cara mengelola bisnis, menginmplementasikan ilmunya dalam lingkup bisnis.
Dari lingkup pekerjaannya yang berbeda, Johan Menyusun strategi bisnisnya dengan supply produk ke beberapa perusahaan atau organisasi.
Selama berjalannya usaha kue dan ilmu yang berhasil didapatkan dari sini, Johan kembali kepada kegemaran dan passionnya sebagai “orang pertanian”.
Usaha distributor pupuk, keinginan yang sangat besar lagi-lagi terbesit dalam benaknya untuk selalu menuntut ilmu dengan melanjutkan S3 Penyuluhan Pembangunan di IPB University untuk menunjang usaha distributor pupuk yang ingin beliau tekuni.
Selain menekuni usaha dan pendidikannya, Johan Wetik merasa harus membagikan ilmunya dengan orang lain. Bagi dirinya ilmu bukan hanya sekedar formalitas, tapi sesuatu yang apabila dijalani dengan sungguh-sungguh, ilmu tersebut bahkan mungkin bisa merubah hidup orang lain.
Johan, terlepas dari usahanya ataupun pendidikannya yang terkesan “loncat” beliau tau betul apa dan dimana hatinya terpati, ya! Pertanian.
Johan Wetik akhirnya tergabung ke dalam tim pembentukan program P2SDM (Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) dengan mengembangkanprogram yang bertujuan untuk membangun generasi muda dalam dunia pertanian.
Komunitas Pengembangan Kapasitas Petani Padi, dibentuk beliau dengan tujuan untuk mengkaderisasi generasi muda untuk bersawah.
Dedikasinya yang tinggi mengacu kepada program yang dijalankan untuk mencapai tujuannya, dalam komunitasnya Johan mengaplikasikan keilmuan melalui teknologi terbarukan, melalui pembentukan managemen, dan sebagainya.
Anggota komunitas dan program ini diberikan ruang untuk belajar secara langsung dengan pendekatan melalui pembentukan himpunan dengan membentuk managemennya sendiri sehingga bukan hanya dari aspek pertaniannya saja tapi juga bagaimana komunikasi dan penyampaian inovasi kepada stakeholder.
Dari sinilah sebuah inovasi bisa lahir, memang bukan lagi lahir dari tangan beliau. Johan Wetik membentuk kaula muda untuk terus berinovasi dari ilmu yang telah dimiliki.
Opa. Panggilan kesukaannya dari mereka-mereka yang disuapi ber porsi-porsi ilmu. Setelah perjalanannya dalam mencari jati diri, Opa berakhir dalam pemahaman bahwa ilmunya dan pengalamannya harus dibagikan. Karena itulah Opa hadir saat ini menjadi seorang praktisi dan akademisi.
Berperan menjadi seorang praktisi, dosen, ataupun pengajar, Opa dinilai sebagai sosok yang baik hati dan ramah. “Baik banget, awalnya sih ngiranya bakal killer kalo ngajar. Ternyata opa semenyenangkan itu.” Ucap Nathan salah satu mahasiswanya di Sekolah Vokasi IPB University. Opa berhasil untuk kesekian kali, dan keberhasilan ini juga sebagai bukti bahwa Opa mampu memainkan perannya dengan sangat baik.***
Syifa Aulia Andara
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University