Bogordaily.net – Ridwan Kamil Laporkan Lisa Mariana ke Polisi.
Tidak banyak bicara. Tidak meledak-ledak. Tapi langkahnya tegas: Ridwan Kamil laporkan Lisa Mariana ke Bareskrim Polri.
Ini bukan soal mantan Gubernur Jawa Barat itu tersulut emosi. Ini soal prinsip. Soal harga diri.
Dan yang lebih penting: soal tanggung jawab publik figur yang diserang tanpa dasar.
Hari Jumat (18/4/2025) Ridwan Kamil memilih jalur hukum. Ia melaporkan Lisa atas dugaan pelanggaran UU ITE, pencemaran nama baik, dan tuduhan fitnah yang mencatut namanya.
Lisa seorang selebgram yang tak asing di jagat Instagram—menuding hal yang sensitif: bahwa anak yang ia lahirkan adalah darah daging Ridwan Kamil.
“Pak RK siap tes DNA. Kalau memang penyidik minta, kami ikuti. Tapi ini harus di koridor hukum, bukan karena sensasi,” kata kuasa hukumnya, Muslim Jaya Butar-Butar.
Ridwan Kamil tahu persis, ketika nama baik dipertaruhkan, yang paling bijak bukanlah membalas dengan amarah, tapi dengan bukti. Dengan hukum. Dengan kesabaran.
Bukan Cuma Laporkan, Ridwan Kamil Tantang Buktikan
Heribertus S. Hartojo, kuasa hukum lainnya, bicara tenang di channel YouTube. Tapi isi ucapannya tak main-main: “Kami tidak melarang orang bicara. Tapi harus punya fakta. Jangan menyerang kehormatan seseorang tanpa dasar.”
Lisa, katanya, belum pernah bisa menunjukkan bukti, apalagi fakta yang menunjukkan hubungan antara dirinya dan Ridwan Kamil.
“Faktanya tidak ada hubungan apa-apa. Jadi kalau bilang itu anak Pak RK, buktinya mana?” Heribertus balik bertanya.
Ridwan Kamil Dirugikan Secara Materiil dan Moril
Laporan polisi ini, kata tim hukumnya, bukan sekadar untuk membersihkan nama. Tapi juga untuk mencari kebenaran materiil.
Ridwan Kamil merasa dirugikan, baik secara nama baik maupun psikologis keluarganya.
“Beliau itu figur publik, mantan gubernur, arsitek, dan sempat maju di Pilgub DKI 2024. Bayangkan dampaknya kalau ini dibiarkan,” ujar Heribertus.
Ridwan Kamil laporkan Lisa bukan hanya untuk dirinya. Tapi juga untuk pelajaran bersama: bahwa berbicara di ruang publik harus pakai data, bukan drama. Bahwa hukum tetap berjalan—walau kadang harus pelan.
Dan Ridwan Kamil, seperti biasa, memilih tidak gaduh. Tapi bertindak.***