Bogordaily.net – Skenario perbaikan Jalan Longsor Batutulis sudah diputuskan. Jalan itu tidak akan diperbaiki. Tidak akan difungsikan lagi. Titik.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sudah melihat langsung ke lokasi. Wali Kota Bogor Dedie Rachim mendampinginya.
Keputusan pun diambil cepat: bikin jalan baru saja.
Panjang jalan baru itu kira-kira 200 meter. Dari Sumur 7, langsung tembus ke Jalan Danasasmita. Anggarannya lumayan: Rp 40 miliar.
Yang 30 miliar untuk pembebasan lahan. Setengah dari provinsi, setengah lagi dari kota. Sisanya, 10 miliar, untuk membangun jalan itu sendiri.
Kenapa tidak perbaiki saja jalan lama?
Karena di bawahnya ada mata air. Begitu hasil kajian. Bukan satu, tapi dua lembaga yang bilang begitu: BTP dan Kementerian PUPR.
Kalau dipaksakan, akan longsor lagi. Mau sampai kapan main tambal-tambal?
Jalan lama itu akan dikembalikan ke alam. Aspalnya dikupas. Tanahnya dinaturalisasi.
Ditanami pohon-pohon endemik Bogor. Gubernur menyebutnya: Leweung Batutulis.
Sebelumnya, beredar video viral: jalan yang longsor itu katanya sudah bisa dilewati. Hoax.
Jalan itu bukan untuk kendaraan lagi. Bukan untuk manusia tergesa-gesa. Jalan itu akan menjadi taman hutan kecil.
Tempat pepohonan berbicara. Tempat tanah bernafas kembali.
Tentu tidak mudah membuka jalan baru. Harus negosiasi dengan warga pemilik tanah. Tidak semua tanah dibebaskan. Hanya secukupnya.
Itu sudah dibicarakan. Pemkot Bogor sudah bertemu dengan para pemilik tanah. Semua harus sesuai prosedur. Semua harus win-win.
Batutulis, tempat yang penuh sejarah itu, akan punya wajah baru. Satu untuk kendaraan, satu lagi untuk alam. Dua-duanya untuk masa depan.
Itulah skenario perbaikan jalan longsor Batutulis yang bikin warga pusing karena jarak tempuh makin jauh.***