Saturday, 12 April 2025
HomeBeritaSylviaghani Musyahrani P: Perjalanan Ilmu dan Dedikasi dalam Dunia Perbenihan

Sylviaghani Musyahrani P: Perjalanan Ilmu dan Dedikasi dalam Dunia Perbenihan

Bogordaily.net – Sylviaghani Musyahrani P, Lahir di Bogor pada 10 Oktober 2001. Ia telah menempuh perjalanan akademik yang penuh dedikasi dan ketekunan,Sylvia merupakan lulusan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (SV IPB) dari Program Studi Teknologi Industri Benih (TIB) angkatan 56.

Pilihan ini bukan tanpa alasan , karena hanya sedikit universitas di Indonesia yang menawarkan program studi khusus dalam bidang benih tanaman dan SV IPB adalah salah satu yang memiliki reputasi kuat di bidang tersebut.

Selama masa studinya, Sylvia menunjukkan ketekunan dan minat yang tinggi dalam dunia perbenihan. Skripsinya berfokus pada penelitian benih cabai yang diberikan perlakuan khusus menggunakan metode tertentu.

Penelitian ini mengarah pada pemahaman lebih lanjut mengenai pengujian benih, terutama dalam konteks pemuliaan tanaman dan produksi benih hibrida.

Setelah, menyelesaikan pendidikan D3 pada tahun 2022, Sylvia melanjutkan studi ke jenjang S1 melalui program ekstensi di Universitas Djuanda dengan mengambil program studi Agroteknologi.

Keputusannya untuk melanjutkan di universitas tersebut didasarkan pada berbagai pertimbangan, salah satunya adalah kualitas pengajaran yang hampir setara dengan IPB karena banyak dosen di sana merupakan alumni IPB.

Selain itu, banyak seniornya yang juga melanjutkan studi di universitas yang sama, dan waktu tempuh studi relatif lebih cepat dibandingkan pilihan lainnya.
Pada tahun 2024, Sylvia berhasil menyelesaikan studi S1-nya dengan baik.

Pengalaman dan Kenangan Selama Kuliah

Selama menjalani masa kuliah, Sylvia memiliki berbagai pengalaman berharga yang membentuk karakternya, baik secara akademik maupun sosial.

Salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah saat menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah.

Dalam kesempatan ini, ia belajar langsung dari para praktisi di lapangan, menghadapi tantangan nyata dalam dunia perbenihan, hingga mencoba hal baru seperti mengendarai traktor—sesuatu yang sebelumnya tidak pernah ia bayangkan.

Selain itu, pengalaman merawat tanaman praktikum bersama teman-teman juga menjadi kenangan yang tak terlupakan.

Mereka harus bekerja hingga larut malam, mengantri untuk menggunakan selang penyiraman karena sumber air yang terbatas.

Momen-momen kebersamaan seperti ini memperkuat rasa solidaritas dan kekeluargaan di antara para mahasiswa.

Pengalaman lainnya termasuk menjadi bagian dari kepanitiaan webinar tentang ketenagakerjaan yang dikelola satu angkatan, yang semakin mempererat hubungan antar mahasiswa.

Mata Kuliah yang Berpengaruh dan Relevansi ke Dunia Kerja

Beberapa mata kuliah yang paling berpengaruh dalam membentuk pemahamannya tentang dunia perbenihan antara lain Teknik Pemuliaan Tanaman, Teknik Produksi Benih Hibrida, Produksi Benih Bersertifikat, dan Sertifikasi Benih.

Mata kuliah ini tidak hanya memberikan pemahaman teoretis tetapi juga membentuk karakter mahasiswa agar lebih disiplin, cekatan, dan teliti keterampilan yang sangat penting dalam industri perbenihan. Serta, teknik ini juga diterapkan dalam dunia kerja.

Karier dan Tantangan dalam Dunia Kerja

Setelah lulus, Sylvia mendapatkan kesempatan untuk menjadi asisten dosen di Sekolah Vokasi IPB. Kesempatan ini didapatkan setelah ia mengajukan diri kepada dosen pembimbingnya.

Seiring waktu, dosen-dosen lain mengetahui keterampilannya dan memberikan kepercayaan lebih untuk membantu dalam praktikum di berbagai mata kuliah terkait perbenihan.

Sebagai asisten dosen, tugasnya mencakup membantu mahasiswa dalam praktikum, menyediakan alat dan bahan sebelum kelas dimulai, serta berdiskusi dengan mahasiswa mengenai nilai, tugas, dan materi perkuliahan.

Pengalaman sebelumnya dalam dunia kerja, terutama saat PKL di BPSB Jawa Tengah, sangat membantunya dalam memahami praktik langsung di bidang perbenihan.

Selain itu, pengalamannya sebagai Penanggung Jawab Data Teknologi dan Informasi (PJ Datin) di PPS tingkat kelurahan selama Pemilu 2024 juga memberikan wawasan tentang pengelolaan data dan interaksi dengan berbagai pihak, keterampilan yang juga berguna dalam dunia akademik.

Namun, tidak semua perjalanan berjalan mulus. Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi adalah mengembangkan soft skill dalam berinteraksi dengan banyak orang dengan berbagai pendapat yang berbeda.

Dalam dunia akademik dan kerja, sering kali diperlukan kompromi dan penyatuan suara untuk mencapai tujuan bersama.

Sylvia menyadari bahwa untuk mengatasi tantangan ini, ia harus terbiasa dengan dinamika yang ada, berpikir secara rasional, dan tidak terpaku pada keinginannya sendiri.

Di sisi lain, ada pula tantangan dalam hard skill, terutama saat pertama kali menggunakan sistem baru yang belum familiar.

Cara terbaik mengatasinya adalah dengan banyak bertanya, mempelajari sistem secara mendalam, serta menjalani berbagai trial and error hingga mendapatkan hasil yang selalu ia inginkan.

Pengalaman Berkesan sebagai Asisten Dosen

Salah satu hal yang paling ia nikmati sebagai asisten dosen adalah kesempatan untuk bertemu dengan mahasiswa dari berbagai angkatan setiap semesternya. Interaksi ini tidak hanya memperluas jaringan, tetapi juga memberikan pengalaman baru dalam memahami cara berpikir dan gaya belajar mahasiswa yang berbeda-beda.

Momen lain yang sangat berkesan adalah ketika mengadakan acara cucurak atau ngeliwet bersama mahasiswa dan dosen. Acara seperti ini tidak hanya mempererat hubungan akademik, tetapi juga menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat.

Ketertarikan di Bidang Seni dan Prestasi di Luar Akademik

Meskipun tidak aktif dalam organisasi selama kuliah, Sylvia memiliki ketertarikan dalam bidang seni, khususnya tari tradisional. Ia pernah bergabung dalam UKM Seni Tari di PSDKU Sukabumi dan berpartisipasi dalam perlombaan antar prodi. Salah satu pencapaian yang membanggakan adalah saat timnya meraih juara 2 dalam lomba tari tradisional grup.

Menariknya, lomba ini diadakan saat pandemi COVID-19, yang membuat latihan menjadi tantangan tersendiri. Semua latihan dilakukan secara daring, dengan masing-masing anggota merekam gerakan tari mereka dari rumah, lalu menggabungkannya dalam satu video untuk penilaian final. Tantangan ini mengasah kreativitas dan kemampuan problem solving mereka dalam menghadapi keterbatasan.

Pemikiran tentang Dunia Perbenihan dan Masa Depan

Bagi Sylvia, dunia perbenihan adalah bidang yang membutuhkan keahlian khusus. Tidak semua lulusan bidang pertanian memiliki pemahaman mendalam tentang produksi, pengolahan, pengujian, dan sertifikasi benih—empat aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam menghasilkan benih unggul berkualitas tinggi.

Melihat masa depan, ia berharap dapat terus berkembang di bidang ini, baik sebagai akademisi maupun praktisi. Dengan pengalaman yang telah ia dapatkan, ia ingin berkontribusi lebih dalam meningkatkan kualitas perbenihan di Indonesia.
Serta membimbing generasi mahasiswa selanjutnya agar lebih siap menghadapi dunia kerja di bidang yang sama.

Perjalanan Sylvia adalah bukti bahwa dengan ketekunan, kemauan untuk terus belajar, serta kesiapan menghadapi tantangan.

Seseorang dapat berkembang dan menemukan tempatnya dalam dunia profesional.
Baik di bidang akademik,perbenihan, atau bidang apapun yang kalian tekuni serta pentingnya interaksi sosial, ia akan terus membangun kompetensinya untuk mencapai hal-hal yang lebih besar di masa depan.***

Gusti Kayleen Nicole
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media
Sekolah Vokasi IPB

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here