Bogordaily.net – Tarif Biskita akhirnya resmi dijalankan. Pagi itu, Selasa, 8 April 2025, udara Halte Cidangiang masih lembap.
Tapi Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim sudah bersiap. Bersama Ketua DPRD Adityawarman Adil, mereka meluncurkan dua koridor baru BisKita Transpakuan.
Bukan sekadar potong pita. Bukan juga basa-basi seremoni.
Ini janji. Janji lama yang akhirnya ditepati: uang rakyat kembali ke rakyat.
“Ini bukti,” kata Dedie, tanpa banyak teori. Pajak yang dipungut, kini kembali dalam bentuk transportasi massal. Bukan janji-janji kampanye. Tarif Biskita disubsidi. Cukup Rp 4.000. Bayar bisa pakai QRIS pula.
Ada 17 armada berjejer. Rapi. Bersih. Dua lagi disiapkan sebagai cadangan. Setiap hari, mulai pukul lima pagi sampai sembilan malam, armada ini akan bergerak. Mengangkut warga dari satu halte ke halte lain.
Tapi warga belum bisa bernapas lega seluruhnya. Koridor V dan VI masih dalam kajian.
Tidak akan ada subsidi di sana. Artinya, harga tiket bisa naik. Tapi Dedie cepat-cepat menenangkan.
“Tetap harus terjangkau,” katanya. Dengan nada yang setengah keras, setengah berdoa.
Di sela-sela itu, Dedie juga membisikkan sesuatu: tambahan anggaran sudah diajukan. Bukan hanya untuk tahun ini. Tapi untuk 2026 juga.
Agar BisKita bukan hanya ada hari ini. Tapi tetap hidup lima tahun lagi. Sepuluh tahun lagi.
Karena membangun itu mudah. Yang sulit: menjaga yang sudah dibangun.
Tarif Biskita hari ini mungkin hanya Rp 4.000. Tapi artinya jauh lebih besar. Ini tentang membangun kepercayaan.
Tentang membuat rakyat percaya lagi bahwa pemerintah benar-benar bisa bekerja. ***