Bogordaily.net – Ibu muda di Bogor jadi korban KDRT viral, setelah memberanikan Speak Up, meski sedikit terlambat tapi setidaknya menyelamatkan.
ADVERTISEMENT
Bismillah…
Itulah kata pertama yang ia tulis. Lalu ia buka luka. Di ruang publik. Di Instagram miliknya @fresyariri.
ADVERTISEMENT
Baru kali ini ia berani. Katanya, setelah bertahun-tahun diam. Setelah menahan sakit yang tidak bisa ditunjukkan ke siapa-siapa.
ADVERTISEMENT
Setelah memeluk luka seperti memeluk bantal—erat, tapi diam.
Ia seorang ibu rumah tangga. Yang semestinya bahagia. Yang mestinya hanya sibuk mengurus bayi, mengatur dapur, menata rumah.
Tapi ia malah sibuk menahan tendangan, sabetan kata-kata, cekikan tangan suaminya sendiri.
Bayangkan: ia hamil, tapi tetap ditendang. Di dada. Di paha. Di punggung. Bahkan di kepala. Lalu dijambak. Dicekik. Diseret.
“Kontraksi dini,” tulisnya. Bukan karena masalah medis. Tapi karena kekerasan.
Ia melahirkan lebih cepat. Dengan luka fisik dan luka batin yang datang bersamaan.
Setelah itu? Bukan perlakuan manis. Tapi pengkhianatan.
Cerita ibu muda di Bogor yang jadi korban KDRT ini tidak sampai di situ.
Suaminya lalu pergi. Katanya kerja. Ternyata dugem. Mabuk. Di Solo. Dengan perempuan lain.
Ia masih diam. Karena cinta. Karena anak. Karena harapan. Tapi harapan itu, rupanya, hanya ada di satu sisi.
Lalu uangnya raib. Rp348 juta. “Untuk bisnis,” katanya. Sampai hari ini belum kembali. Perhiasan dijual. Kartu kredit dipakai.
Mobile banking diambil alih. Namanya dipakai untuk pinjol. Dan ia tidak dinafkahi.
Ia sudah berusaha diam. Tapi ternyata diam tidak selalu menyelamatkan. Justru bicara yang kini menyelamatkan dia. Dan mungkin juga perempuan lain.
Ia tidak bicara untuk jadi viral. Ia bicara karena ingin hidup.***