Wednesday, 28 May 2025
HomeKulinerART.I Coffee and Space, Tempat Ngopi yang Menyeduh Solidaritas

ART.I Coffee and Space, Tempat Ngopi yang Menyeduh Solidaritas

Bogordaily.net – Di tengah maraknya tren minum , ART.I Coffee and Space yang berlokasi di Jalan Paledang No.50-52, Kota Bogor, tampil dengan identitas yang berbeda.

Tak hanya menawarkan racikan nikmat, kedai ini menyelipkan pesan keberpihakan dalam setiap seduhannya.

Lewat menu bertajuk “Palestino”, setiap cangkir menjadi simbol solidaritas untuk rakyat Palestina.

Seluruh keuntungan dari penjualannya disalurkan ke korban konflik melalui organisasi kemanusiaan Action Humanity.

“Palestino adalah bentuk dukungan lewat secangkir . Dari harga Rp26.000 per gelas, keuntungan penuh kami donasikan lewat Action Humanity yang aktif membantu korban konflik di Timur Tengah,” ujar Ruben Bentiyan, barista ART.I, pada Rabu, 28 Mei 2025.

Donasi hasil penjualan menu ini rutin dikirim setiap Jumat pertama di awal bulan.

Namun, ART.I Coffee and Space bukan sekadar tempat ngopi. Sejak berdiri pada tahun 2020, kedai ini tumbuh menjadi ruang kolektif untuk berdiskusi, bertukar ide, hingga berjejaring dalam aktivitas kultural. Nilai-nilai sosial pun melekat dalam arsitektur dan menu yang ditawarkan.

“Kami pakai konsep raw brutalism, atau kalau orang Sunda bilangnya ‘BCA’ Bangunan Can Anggeus,” tutur Ruben.

Ia menambahkan, gaya arsitektur tersebut dikenal juga sebagai ekobrutalisme, yaitu perpaduan bangunan industrial yang belum rampung dengan sentuhan tanaman hidup.

Lumut dan retakan pun dibiarkan alami sebagai wujud penghormatan terhadap perjalanan waktu.

“Selama tidak membahayakan, bagian-bagian tua itu kami pertahankan. Renovasi hanya dilakukan jika benar-benar diperlukan,” tegasnya.

Di balik dinding berlumut itu, ART.I menyuguhkan spesialti dengan konsep keterbukaan informasi. Setiap cangkir yang disajikan memiliki cerita dari hulu ke hilir.

“Yang kami tawarkan bukan cuma rasa, tapi juga transparansi. Mulai dari siapa petaninya, proses pasca panen, hingga siapa yang roasting dan menyeduh,” jelas Ruben.

unggulan dari Puntang, Gayo, Kerinci, hingga Cibulau tersedia di sini, lengkap dengan nama-nama petani seperti Pak Yon dan Pak Jum.

Bagi ART.I, kedai adalah ruang intelektual. “Dulu revolusi Prancis dimulai di kedai , bukan di istana. Kami percaya, tempat ngopi bisa menjadi awal dari gerakan,” ujar Ruben.

Semangat ini dihidupkan melalui program MBG (Membaca Buku Gratis), sebuah inisiatif untuk menjaga semangat belajar dan berdiskusi tetap menyala.

Meski sarat nilai idealisme, ART.I tetap ramah di kantong. Harga minuman dimulai dari Rp20.000 hingga Rp50.000.

Bahkan ada istimewa seperti Cup of Excellence, yang per 50 kg-nya bisa bernilai hingga Rp48 juta, ditawarkan dengan harga Rp120.000 per cangkir.

Kedai ini memang menargetkan anak muda, tetapi mayoritas pengunjung setianya justru berasal dari kalangan pekerja, seniman, aktivis LSM, hingga peneliti NGO.

“Mungkin karena wifi-nya kencang dan baristanya asyik diajak diskusi,” candanya.

Untuk pilihan menu, Ruben menyarankan “Bayliss” bagi yang tidak minum kopi, dan “Bro” bagi penggemar es kopi susu gula aren.

Gula aren yang digunakan berasal langsung dari Kasepuhan Cisungsang, Banten, hasil kerja sama dengan BUMDes setempat.

Buka setiap hari dari pukul 07.00 hingga 22.00, ART.I Coffee and Space bukan hanya menyajikan minuman berkafein, tapi juga menyeduh kesadaran, membangun solidaritas, dan menanamkan harapan dalam setiap tegukannya.***

Ibnu Galansa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here