Bogordaily.net – Laga Semifinal antara FC Barcelona vs Inter Milan berlangsung super seru.
Enam gol tercipta dalam pertandingan yang penuh ledakan emosi, taktik, dan insiden dramatis di Stadion Olimpiade Lluis Companys.
Barcelona dan Inter Milan sama-sama menunjukkan watak asli mereka dalam leg pertama semifinal Liga Champions: menyerang tanpa ragu, bertahan dengan rapuh, dan bereaksi cepat terhadap tekanan.
Inter Milan datang dengan agenda agresif. Saat pertandingan belum genap setengah menit, Marcus Thuram sudah merobek jala Wojciech Szczesny melalui sontekan tumit yang memanfaatkan umpan silang mendatar dari Denzel Dumfries. Gol ini tercatat sebagai gol tercepat Inter musim ini.
Keunggulan ganda hadir di menit ke-21, kembali dari sisi kanan pertahanan Barcelona. Dumfries, yang tampil seperti gelandang serang, mencetak gol lewat tendangan akrobatik dari situasi sepak pojok. Inter unggul 2-0, dan Barcelona terlihat goyah.
Namun, hanya tiga menit berselang, Lamine Yamal menunjukkan bakat langkanya. Tembakan terukur ke tiang jauh tak mampu diantisipasi Yann Sommer. Skor menjadi 1-2. Barcelona mulai menemukan tempo.
Menit ke-38, tekanan Barcelona berbuah hasil. Ferran Torres, si pemain pekerja, mencocor bola dari jarak dekat memanfaatkan assist Raphinha. Babak pertama ditutup dengan kedudukan imbang 2-2.
Di babak kedua, ritme pertandingan tetap tinggi. Dumfries kembali mencetak gol dari bola mati. Menit ke-63, pemain asal Belanda itu mencatat brace—menjadikannya pemain terbaik Inter malam itu. Tapi keunggulan itu hanya bertahan dua menit.
Raphinha melepaskan tembakan dari luar kotak penalti. Bola menghantam tiang, memantul ke punggung Sommer, dan masuk ke gawang sendiri. Gol dicatat sebagai bunuh diri Sommer. Skor kembali sama kuat: 3-3.
Henrikh Mkhitaryan sempat mencetak gol di menit ke-75, namun dianulir karena offside. Menit-menit akhir pertandingan tak kehilangan tensi. Umpan silang Lamine Yamal nyaris menjadi gol kemenangan, namun hanya membentur mistar.
Pertandingan FC Barcelona vs Inter Milan tuntas. 3-3. Hasil yang membuat leg kedua di Giuseppe Meazza pekan depan menjadi laga hidup-mati bagi kedua tim. Tidak ada yang diuntungkan. Tidak ada yang merasa kalah. Tapi semua tahu: yang lebih siap secara mental akan melaju ke final.***