Bogordaily.net – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bogor memperingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan waspada terhadap maraknya penipuan yang mengatasnamakan pegawai instansi tersebut.
Modus yang digunakan oleh pelaku penipuan ini cukup mengkhawatirkan, yakni dengan menyebarkan tautan palsu yang mengarahkan warga untuk mengunduh aplikasi Identitas Kependudukan Digital (IKD).
Dalam pesan yang beredar melalui WhatsApp, pelaku mengaku sebagai petugas pendataan Disdukcapil dan meminta korban untuk menginstal aplikasi IKD melalui link yang diberikan.
Dalam pesan yang beredar melalui WhatsApp, pelaku mengaku sebagai petugas pendataan Disdukcapil dan meminta korban untuk menginstal aplikasi IKD melalui link yang diberikan.
Tak jarang, pelaku juga melakukan panggilan video untuk meyakinkan korban dengan berpura-pura menjadi petugas resmi Disdukcapil.
Kepala Disdukcapil Kota Bogor, Ganjar Gunawan, menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menghubungi warga secara langsung melalui pesan WhatsApp.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak sembarangan mengunduh aplikasi dari link yang dikirimkan oleh pihak yang tidak dikenal.
“Kami ingin menegaskan bahwa aplikasi IKD resmi hanya bisa diunduh melalui PlayStore dan App Store. Jangan mudah percaya pada pesan yang mencurigakan, terutama yang meminta pengunduhan aplikasi melalui tautan pribadi,” ujar Ganjar,
Menurut Ganjar, ada dua cara resmi untuk mengaktivasi aplikasi IKD yang pertama, dengan datang langsung ke kantor Disdukcapil Kota Bogor atau kantor kecamatan di seluruh wilayah Kota Bogor, dan kedua, secara daring melalui Zoom setelah melakukan konfirmasi dengan petugas resmi.
Jika menerima pesan atau panggilan yang mencurigakan, masyarakat diminta untuk segera mengabaikannya dan melaporkannya ke kantor Disdukcapil atau pihak berwenang.
“Jika ada yang mencurigakan, segera konfirmasi ke kami melalui Layanan Chat WhatsApp Sampurasun Dukcapil di Nomor 081290003271. Jangan sembarangan klik link atau memberikan data pribadi,” jelas Ganjar
Kasus penipuan ini semakin meresahkan, mengingat sejumlah korban yang telah terlanjur mengunduh aplikasi palsu mengalami kerugian signifikan.
Setelah mengklik tautan yang diberikan pelaku, ponsel korban diduga terinfeksi malware yang memberikan kontrol penuh kepada pelaku atas perangkat tersebut.
Akibatnya, aplikasi mobile banking korban dapat diakses dan saldo rekening mereka terkuras habis. ***
Muhammad Irfan Ramadan