Bogordaily.net – Khamila Djibran. Namanya cantik. Wajahnya tenang. Senyumnya ramah. Tapi kini jadi teka-teki.
Entah bagaimana, wajah Khamila muncul di puluhan—atau bahkan lebih—kartu peserta UTBK SNBT 2025.
Nama-nama di kartu itu beda-beda. Tapi wajahnya sama. Wajah Khamila.
Orang-orang di media sosial langsung ramai. Mereka cepat menyimpulkan: joki.
Joki akademik. Joki masuk perguruan tinggi.
Tentu belum terbukti. Tapi publik sudah ribut. Dan seperti biasa: linimasa lebih cepat dari klarifikasi.
Yang bikin kasus ini menarik, Khamila bukan orang yang benar-benar asing di dunia maya.
Ia pernah cukup dikenal. Seorang pendaki perempuan. Konten-kontennya tentang gunung. Tentang alam. Tentang puncak-puncak yang tinggi dan dingin.
Perempuan tangguh. Setidaknya terlihat begitu. Baju outdoor, tenda kecil, kabut, batu, sunrise. Ia bagian dari komunitas pendaki yang aktif di media sosial.
Tapi semua itu sebelum ini. Sebelum namanya meledak karena hal yang tak ada hubungannya dengan alam bebas.
Kini wajahnya tersebar di dunia lain: dunia ujian masuk perguruan tinggi negeri.
Tempat di mana ribuan siswa berjuang masuk kampus impian. Dengan belajar. Dengan les. Dengan doa.
Dan dengan joki?
Belum ada bukti bahwa Khamila benar-benar menjadi joki. Tapi ada yang aneh: kenapa wajahnya bisa muncul di kartu-kartu peserta UTBK yang berbeda nama?
Apakah hanya foto yang dicuri? Apakah ia korban? Atau benar ada skema besar di balik ini semua?
Tim dari Pusat Data Perguruan Tinggi mencatat: Khamila masih mahasiswa aktif.
ITB. Teknik Pertambangan. Masuk tahun 2018. Kini terdaftar di semester genap 2024/2025.
Sudah tujuh tahun kuliah. Mungkin sedang menyelesaikan skripsi.
Mungkin juga tidak. Tak ada yang tahu pasti.
Yang pasti, Instagram-nya kini hilang. @khamiladj tak bisa diakses.
Ia bungkam. Tak muncul. Tak bicara.
Mungkin Khamila Djibran sedang menenangkan diri. Mungkin juga sedang menyusun kata-kata untuk klarifikasi.***