Bogordaily.net – Tanah Sareal mencekam, gerombolan remaja bercelurit menyerang kawasan tersebut.
Pagi masih buta. Matahari belum muncul. Tapi sekelompok remaja sudah lebih dulu “terbit” di sebuah gang sempit kawasan Kedung Badak, Tanah Sareal, Bogor.
Bukan untuk subuhan. Juga bukan untuk lari pagi. Tapi untuk satu hal yang membuat bulu kuduk warga setempat mendadak tegak: menenteng celurit.
Itu terekam jelas dalam sebuah video yang beredar cepat—lebih cepat dari penyelidikan polisi.
Terlihat mereka datang dalam formasi khas: berboncengan naik motor, berhenti di depan gang, lalu penumpang turun sambil berlari masuk ke dalam gelapnya lorong. Celurit di tangan, niat di dada.
Jamnya? Pukul 05.09 WIB. Saat udara sejuk Bogor mestinya masih bersahabat dengan mimpi-mimpi warga yang belum selesai. Tapi mimpi itu sontak jadi mimpi buruk.
Dua orang disebut terluka. Belum jelas siapa mereka. Belum jelas juga siapa lawannya. Atau jangan-jangan ini bukan soal lawan dan kawan. Tapi sekadar unjuk taring jalanan—ala remaja labil yang haus pengakuan.
Kapolsek Tanah Sareal, Kompol Doddy Rosyadi, sudah turun tangan. Singkat. Tegas.
“Masih di lapangan penyelidikan,” katanya. Seperti biasa. Polisi bergerak setelah video lebih dulu viral. Identitas pelaku? “Masih dicari,” tambahnya.
Belum ada yang ditangkap. Belum ada motif yang jelas. Hanya ada ketakutan yang nyata: Tanah Sareal tak lagi terasa tenang.
Pagi-pagi, yang datang justru gerombolan bercelurit. Entah siapa yang mengajari mereka bahwa keberanian bisa dibuktikan dengan mengayun senjata.
Ini bukan cerita baru. Bogor memang sedang tak tidur nyenyak. Sebelumnya ada tawuran petasan di Cileungsi. Kini celurit di Tanah Sareal. Apa berikutnya? Gas elpiji? Atau kembang api?
Yang jelas, video terus menyebar. Rasa aman terus menghilang. Dan kita, seperti biasa, hanya bisa bertanya: siapa sebenarnya gerombolan remaja bercelurit yang menyerang Tanah Sareal?.***