Friday, 16 May 2025
HomePolitikJejak Memo Hermawan yang Serukan “Walk Out” Karena Tersinggung Sama KDM

Jejak Memo Hermawan yang Serukan “Walk Out” Karena Tersinggung Sama KDM

Bogordaily.net viral dan jadi perbincangan setelah serukan “” saat rapat paripurna di gedung DPRD Jawa Barat.

Pagi itu, Jumat 16 Mei 2025, Gedung DPRD Jawa Barat tiba-tiba terasa lebih panas dari biasanya. Bukan karena cuaca. Tapi karena suasana. Karena kata-kata. Karena ego.

berdiri. Lalu bicara. Satu dua kalimat. Lalu… mengajak keluar. Bukan jalan-jalan. Tapi keluar dari ruang sidang. Dari rapat paripurna.

Suaranya keras. Isinya jelas: ia dan seluruh Fraksi PDIP harus walk out. Harus meninggalkan ruangan.

Dan mereka pun berdiri. Satu per satu. Dipimpin Memo. Diikuti Doni Maradona Hutabarat. Dan termasuk Wakil Ketua DPRD Jabar dari PDIP, Ono Surono.

Satu fraksi keluar. Tanpa gaduh. Tanpa sorak. Tapi cukup untuk menggetarkan ruang dewan yang selama ini terasa penuh basa-basi.

Apa yang terjadi?

Sehari sebelumnya, ada Musrenbang. Ada Dedi Mulyadi. Ada pernyataan yang—menurut mereka—merendahkan martabat lembaga DPRD.

Pernyataan itu menohok. Tidak langsung menyebut nama, tapi cukup dalam menusuk harga diri.

“Kalau gubernur tidak butuh pendapat DPRD, ya tidak usah bahas Raperda di sini!” begitu kira-kira Doni membuka interupsi, sesaat setelah sidang dimulai.

Lalu Memo menyambung. “Kalau tidak ada klarifikasi dari Gubernur, tidak usah lanjut. Marwah DPRD harus dijaga. Harus ada etika antarlembaga. Ini Trias Politika, bukan one man show.”

Dan hari itu, sidang yang semula akan membahas pandangan fraksi tentang Raperda, berubah menjadi panggung protes terbuka.

Antara eksekutif dan legislatif. Antara Memo dan Gubernur.

Lalu siapa ?

Ia lahir di Garut. Tahun 1953. Nama yang sudah lama bergema di dunia politik lokal Jawa Barat.

Dulu pernah jadi Wakil Bupati. Lalu Bupati Garut. Gantikan Agus Supriadi yang terjerat kasus korupsi. Ia tidak terseret. Ia justru menyelesaikan periode itu.

Kini ia kembali—di kursi DPRD Jabar. Dua periode. Duduk sebagai Ketua Fraksi PDIP. Tapi masih seperti dulu: keras, tidak suka basa-basi, dan tidak takut berbeda suara.

Ia mungkin tahu: walk out tidak menyelesaikan masalah. Tapi hari itu, ia ingin mengirim pesan.

Bahwa harga diri lembaga ini tidak untuk ditawar. Tidak untuk dikecilkan. Bahkan oleh seorang Gubernur.

Dan sidang pun terus berjalan. Tanpa Fraksi PDIP.

Tapi dengan satu catatan sejarah: bahwa pernah, satu Memo bisa membuat satu fraksi memilih keluar. Demi harga diri.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here