Bogordaily.net – Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Cabang Kota Bogor resmi dikukuhkan untuk masa bakti 2025-2028 dalam sebuah acara yang diadakan di Aula Serba Guna DPRD Kota Bogor. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk IIDi Kabupaten Bogor dan Kota Sukabumi.
Ketua IIDI Kota Bogor masa bakti 2022-2025, Dra. Muharti Titi Dedi Abu Bakar, menyerahkan estafet kepemimpinan kepada Shanti Hadian, yang kini menjabat sebagai Ketua IIDI Kota Bogor untuk periode selanjutnya.
Dalam sambutannya, Shanti Hadian mengatakan, akan meneruskan perjalanan IIDI dengan semangat dan penuh cinta. Cinta IIDI bukan sekedar kata, tapi cinta yang penuh makna. “Makna cinta kami adalah ceria, indah, nyaman, tertib dan amanah,” katanya.
Ia juga menegaskan komitmen IIDI untuk terlibat aktif dalam ketahanan keluarga dan perlindungan terhadap perempuan dan anak.
“Kami berkomitmen menjadikan IIDI sebagai organisasi yang bermanfaat bagi anggota dan masyarakat. IIDI siap bersinergi dalam mendukung program percepatan pemerintah,” ungkapnya.
Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua I IDI Cabang Kota Bogor, dr. H. Oki Kurniawan, M.Kes. Ia mengapresiasi dukungan IIDI terhadap tugas suami sebagai tenaga kesehatan. Namun, jangan melupakan bahwa tugas utama seorang istri adalah mengutamakan keluarganya. “Point akhirat yang lebih utama,” ujarnya.
dr. Oki juga mengharapkan agar para istri dokter di Bogor dapat terlibat aktif dalam kegiatan dan keanggotaan IIDI. Tercatat di pengurusan IIDI ada 46 anggota. Sementara anggota IDI ada 1.000 anggota.
“Untuk itu saya mengharapkan adanya keterlibatan dari seluruh istri dokter untuk memberikan manfaat kepada masyarakat,” sebutnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr. Sri Nowo Retno, MARS, menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Mengingat, IIDI memiliki peran strategis dalam membangun kesehatan di Kota Bogor.
“IIDI tidak hanya sekedar organisasi yang menopang dan membantu peran suami. Namun IIDI memiliki peran yang lebih jauh termasuk edukasi kesehatan dan pemberdayaan perempuan. Ada 1000 posyandu di 68 kelurahan di Kota Bogor. Dan saya berharap, seluruh stakeholder terkait bisa menyentuh kesana,” tambahnya.
dr. Retno juga mengingatkan tentang amanat Presiden Prabowo yang menekankan tiga program percepatan (Quick Win) di bidang kesehatan, yakni skrining kesehatan, menekan angka kematian ibu dan bayi serta stunting. Dan terakhir penanganan tuberkulosis.
dr. Retno melanjutkan, bila angka kematian pada ibu dan bayi di Kota Bogor masih cukup tinggi. Pada tahun 2024 ada 15 kematian pada ibu yang melahirkan dan 127 kematian pada bayi.
“Kami tidak ingin ada ibu dan bayi yang meninggal saat melahirkan. Melahirkan harus difasilitasi kesehatan, bukan di paraji. Dan kami berharap IIDI juga bisa berperan menekan angka ini,” tegasnya.
Dalam pelantikan tersebut, hadir juga Ketua Umum PB IIDI, Usanti Sindia A. Permana dan Ketua POW Kota Bogor, dr. Hj. Dian Pitaningdyah, M.Si, M.Pd. keduanya menyampaikan harapan agar IIDI Kota Bogor dapat berkolaborasi dengan seluruh stakeholders terkait dalam mendukung program percepatan pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk mempercepat peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. ***