Bogordaily.net – Suami Najwa Shihab sakit apa? Pertanyaan itu bergema di tengah kabar duka yang menyelimuti dunia hukum dan media hari ini, Selasa 20 Mei 2025.
ADVERTISEMENT
Ibrahim Sjarief Assegaf, pengacara terkemuka sekaligus komisaris utama Narasi, telah meninggal dunia pada pukul 14.29 WIB di RS PON, Jakarta Timur.
Pengacara yang satu ini tidak pernah tampil di televisi. Tidak seperti istrinya, yang bahkan kadang disebut terlalu sering muncul.
Dia justru sebaliknya. Nyaris tak ada jejak digital yang menonjol. Bahkan, istrinya sendiri, Najwa Shihab, pernah mengaku harus izin dulu kalau ingin mengunggah foto sang suami.
“Dia nggak mau di-posting,” kata Najwa, dalam sebuah podcast yang kini banyak dibagikan ulang.
Lalu publik pun bertanya: suami Najwa Shihab sakit apa sebenarnya?
Jawabannya datang dari Gus Ulil Abshar Abdalla. Tokoh NU itu membenarkan bahwa Ibrahim Sjarief meninggal karena stroke.
Sakit itu sudah lama menggerogoti tubuhnya. Mungkin itu pula alasan ia makin menghilang dari ruang publik.
Padahal kiprahnya di dunia hukum korporasi sangat kuat. Ia adalah mitra utama di firma hukum Assegaf Hamzah & Partners, dan juga direktur di Hukumonline.
Semua mencoba mengingat, kapan terakhir kali mendengar namanya. Mungkin saat nama perusahaannya mencuat dalam kasus merger besar-besaran beberapa tahun lalu.
Tapi sosoknya? Tidak pernah tampil. Tidak seperti pengacara-pengacara lain yang tampil bak selebritas.
Itulah kenapa, saat kabar duka ini muncul, orang banyak yang baru sadar: “Oh, ini toh suami Najwa Shihab?”
Dan pertanyaan itu kembali mengemuka: suami Najwa Shihab sakit apa?
Stroke, jawabannya. Tapi bukan hanya itu yang membuat orang bungkam.
Kepergian ini menyingkap sisi manusiawi seorang jurnalis yang selama ini dikenal kuat, lugas, dan penuh kendali.
Najwa kini menjadi istri yang ditinggal. Ibu dari seorang anak laki-laki, Izzat Ibrahim Assegaf, yang beberapa bulan lalu masih mengunggah momen bersama ayahnya saat ulang tahun.
Hari ini, tak ada unggahan baru dari Izzat. Tapi foto terakhir mereka masih tersimpan di Instagram ibunya. Dalam momen Idulfitri. Serba putih. Serba bahagia.
Ibrahim dimakamkan hari Rabu besok, 21 Mei 2025, di TPU Jeruk Purut. Pukul 10 pagi. Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital, menyampaikan duka. Ia menyebut Ibrahim sebagai pribadi baik dan rendah hati.
Dan di sanalah kita melihat kembali sisi yang tak banyak orang tahu. Bahwa lelaki kelahiran Surakarta ini sempat menempuh studi hukum hingga ke Harvard dan Melbourne.
Ia bahkan menerima beasiswa dari pemerintah Australia. Tapi semua itu tak pernah ia bawa untuk tampil atau pamer. Ia lebih memilih duduk di belakang. Mendampingi. Membimbing. Diam-diam.
Termasuk dalam pernikahannya dengan Najwa. Mereka menikah di usia muda, setelah hanya enam bulan berpacaran.
Ia menjadi teman diskusi, penyeimbang, dan—dalam banyak hal—tulang punggung emosional Najwa Shihab.
Kini tulang punggung itu telah pergi. Dunia bertanya: suami Najwa Shihab sakit apa hingga meninggal dunia secepat itu?
Tapi keluarga tahu. Keluarga menerima. Dan publik, yang biasanya hanya mengenal Najwa Shihab sebagai jurnalis tajam, kini melihatnya sebagai istri yang kehilangan.
Seorang ibu yang harus menguatkan anak, dan perempuan yang mungkin malam ini menangis diam-diam.
Sebab, kesedihan yang paling dalam memang tidak bersuara.***