Bogordaily.net – “PLN memiliki agenda transformasi salah satunya fokus pada konsumen, dalam rangka mengantisipasi perubahan zaman dan disrupsi teknologi,” tutur Grahaita Gumelar, Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bogor. Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan adalah dengan terus mengasah kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki PLN UP3 Bogor, melalui kegiatan briefing pagi.
Dalam briefing pagi yang digelar Jumat, 30 Mei 2025, Gumelar menyampaikan di hadapan petugas catat meter dan penyambungan agar selalu menjaga integritas dan standar pelayanan sesuai yang telah ditetapkan oleh PLN.
“Hal ini penting untuk menjawab tantangan perubahan zaman dan ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan dari perusahaan, dalam hal ini kualitas pelayanan yang diberikan oleh petugas catat meter dan petugas penyambungan kWh meter,” kata Gumelar.
Petugas catat meter dan penyambungan yang terampil dapat meningkatkan “customer experience” karena pelayanan yang diberikan pada konsumen berkualitas, misalnya dalam akurasi pembacaan kWh meter milik pelanggan, kecepatan pemasangan, dan sikap pelayanan.
Selain itu, Gumelar juga mengingatkan petugas pelaksana catat meter maupun penyambungan untuk selalu menerapkan prinsip 4 NO’s dalam pelaksanaan pekerjaan yakni No Bribery atau menghindari dan menolak segala bentuk suap menyuap dan pemerasan.
Selanjutnya No Kickback yakni menghindari dan menolak meminta komisi, tanda terima kasih, baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk lainnya.
“Berikutnya No Gift, yakni menghindari dan menolak penerimaan atau pemberian hadiah atau gratifikasi yang bertentangan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Terakhir ada No Luxurious Hospitality yang artinya menghindari dan menolak penyambutan dan jamuan yang berlebihan,” terang Gumelar.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat, Tonny Bellamy, mengingatkan pentingnya mengimplementasikan budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di setiap lini sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan.
“Keselamatan kerja bukan hanya sekadar slogan, tetapi harus menjadi panduan dan budaya dalam melaksanakan pekerjaan,” ucapnya.***