Saturday, 19 July 2025
HomeKota Bogor3 Calon Sekda Kota Bogor Diumumkan, Wawancara Penentu Digelar di Jumat Berkah....

3 Calon Sekda Kota Bogor Diumumkan, Wawancara Penentu Digelar di Jumat Berkah. Siapa Terpilih?

Bogordaily.net – 3 Calon Sekda Kota Bogor diumumkan. Siapa yang akan dipilih Walikota Dedie Rachim?

Ya, ada tiga orang. Satu kursi. Dan satu hari yang menentukan.

Besok. Jumat, 13 Juni 2025. Di Kota Bogor.

Hari itu, satu-satunya yang memegang kuasa memilih adalah Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim.

Ia akan mewawancarai tiga calon Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor yang sudah disaring dari tujuh nama oleh tim Panitia Seleksi (Pansel).

Tugas mereka sudah selesai. Sekarang bola panas itu di tangan Dedie.

Malam ini, tiga nama itu sepertinya tak akan tidur nyenyak. Denny Mulyadi—Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah. Sri Nowo Retno—Kepala Dinas Kesehatan. Dan Eko Prabowo—Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat.

Ketiganya bukan nama sembarangan. Mereka adalah wajah birokrasi Kota Bogor. Mereka adalah orang dalam sistem. Tidak ada pendaftaran terbuka. Tidak ada drama politik. Murni scoring. Murni regulasi.

Tapi tetap saja: satu kursi untuk tiga kepala.

Wawancara itu akan menjadi puncak dari perjalanan panjang: seleksi administrasi, penilaian kompetensi, telaah pengalaman kerja, hingga debat tertutup di ruang-ruang Pansel.

Lalu besok, giliran satu lawan satu. Kandidat dengan wali kota.

Wali kota yang pernah menjadi pejabat di KPK itu tentu tahu cara bertanya yang tajam.

Bukan hanya soal teknis birokrasi. Tapi juga integritas. Loyalitas. Dan tentu saja: chemistry.

“Saya akan mempertimbangkan banyak hal,” kata Dedie. Termasuk masukan dari pihak lain. Termasuk juga,  bisikan dari nurani.

Karena memilih sekda bukan soal siapa yang pintar. Tapi siapa yang bisa bekerja paling dekat, paling jujur, dan paling bisa dipercaya. Sekda itu tangan kanan. Sekaligus juga rem kiri.

Wawancara akan selesai Jumat. Hasilnya? Tidak langsung diumumkan. “Beberapa hari setelah itu,” kata Dedie.

Mungkin ia perlu merenung. Mungkin ia ingin menghindari kegaduhan. Mungkin ia ingin memastikan: ini bukan sekadar hasil seleksi. Ini keputusan politik administrasi.

Setelah diputuskan, satu nama itu akan diajukan ke Kementerian Dalam Negeri. Butuh waktu lagi.

Tapi proses di kota ini sudah jauh melangkah. Dengan cara yang, sejauh ini, tampak tenang.

Wakil Wali Kota Jenal Mutaqin—yang juga Ketua Pansel—mengaku hasil pleno sudah dikantongi sejak Selasa malam. Tidak ada drama. Tidak ada saling sikut. Semua transparan. Setidaknya itu yang dia sampaikan.

“Saya akan lapor secara utuh ke Pak Wali,” katanya.

Lalu selesai.

Atau belum?

Karena sebenarnya, besok belum menentukan siapa menang. Tapi siapa yang akan memikul beban. Menjadi Sekda Kota Bogor di masa transisi politik dan tekanan publik.

Jabatan itu terlihat bergengsi. Tapi begitu dipangku, barulah terasa: beratnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here