Bogordaily.net – Instagram sudah jadi salah satu platform sosial media yang paling populer di dunia, bahkan bisa dibilang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari kita. Dari berbagi foto, video, hingga cerita-cerita kehidupan pribadi, Instagram memberi kesempatan kepada penggunanya untuk saling terhubung dengan cara yang sangat mudah. Tapi, meskipun kita bisa mendapatkan informasi dengan cepat dan mudah, ada juga kekhawatiran soal dampak dari media sosial ini terhadap pandangan masyarakat secara umum.
Instagram sering kali bisa membentuk bagaimana kita melihat sesuatu atau bahkan orang lain. Gambar yang kita lihat, video yang kita tonton, dan cerita yang kita baca, semuanya membentuk pandangan kita terhadap dunia. Sering kali, kita merasa terpengaruh oleh apa yang kita lihat di sana, dan hal ini memunculkan pertanyaan, apakah kita benar-benar mendapatkan informasi yang akurat, atau justru kita sedang dipengaruhi oleh citra yang diciptakan di platform ini?
Menurut Bucher (2012), “media sosial seperti Instagram memungkinkan pengguna untuk membentuk identitas mereka dengan cara yang sangat terkontrol dan bisa langsung dinilai oleh publik.” Platform ini memberi kekuatan kepada penggunanya untuk menciptakan citra ideal, namun seringkali ini tidak sepenuhnya mencerminkan kenyataan. Oleh karena itu, kita perlu memahami seberapa besar pengaruh Instagram terhadap persepsi dan opini masyarakat, terutama dalam hal membentuk pandangan kita terhadap individu, isu sosial, dan fenomena tertentu.
Dalam tulisan ini, kita akan mengulas bagaimana Instagram bisa membentuk persepsi kita terhadap berbagai isu, baik itu tentang individu, tren, atau bahkan topik-topik yang lebih besar. Tidak hanya itu, kita juga akan melihat manfaat dan risiko yang datang seiring dengan penggunaan Instagram sebagai sarana untuk menyebarkan informasi dan membentuk opini.
Instagram sebagai Ruang Pembentukan Persepsi Publik
Instagram lebih dari sekadar tempat untuk berbagi foto atau video pribadi. Platform ini sudah menjadi ruang di mana banyak hal dipertontonkan kepada publik, dan melalui sini kita bisa melihat bagaimana persepsi seseorang atau bahkan sekelompok orang dibentuk. Pengguna Instagram, baik itu selebriti, influencer, ataupun orang biasa, sering menggunakan platform ini untuk menyampaikan citra atau pesan tertentu yang ingin mereka tunjukkan.
Hal yang paling mencolok dari Instagram adalah sifatnya yang sangat visual. Apa yang kita lihat seringkali lebih berpengaruh daripada apa yang kita baca. Foto yang menarik, video yang mengesankan, semuanya bisa memberi kesan tertentu tentang kehidupan seseorang atau bahkan suatu peristiwa. Namun, sering kali apa yang kita lihat di Instagram tidak sepenuhnya mencerminkan kenyataan. Banyak orang, terutama selebriti atau influencer, dengan sengaja memilih foto terbaik mereka, menggunakan filter, dan mengedit foto agar terlihat lebih sempurna.
Citra yang dibangun melalui gambar atau video sering kali jauh dari kenyataan. Gambar kehidupan yang tampaknya sempurna, perjalanan yang luar biasa, atau prestasi yang mengesankan, bisa saja merupakan gambaran yang sengaja disusun untuk menciptakan kesan tertentu. Banyak orang yang, tanpa disadari, merasa tertekan untuk hidup seperti yang mereka lihat di Instagram, yang sebenarnya belum tentu mencerminkan kehidupan nyata.
Fenomena ini sering kali berdampak pada standar kecantikan, gaya hidup, dan bahkan kesuksesan yang dipandang oleh banyak orang. Tak jarang, orang merasa harus memenuhi standar yang mereka lihat di Instagram, tanpa mempertimbangkan kenyataan bahwa itu semua bisa jadi hanya bagian dari citra yang ingin dibentuk oleh pemilik akun tersebut.
Dampak Instagram terhadap Opini Masyarakat: Manfaat dan Risiko
Instagram jelas memberikan banyak manfaat dalam hal penyebaran informasi. Dengan satu klik, informasi bisa tersebar begitu cepat. Misalnya, kampanye sosial yang mengangkat isu penting seperti kesadaran lingkungan, hak asasi manusia, atau gerakan sosial lainnya bisa mencapai audiens yang lebih luas melalui Instagram. Banyak orang kini lebih mudah mengetahui tentang isu-isu tersebut, berkat konten yang dibagikan oleh berbagai pihak, termasuk selebriti dan influencer.
Selain itu, Instagram juga bisa menjadi sarana yang efektif untuk mempromosikan produk atau layanan, serta untuk menyampaikan pesan yang lebih luas kepada masyarakat. Dalam konteks ini, Instagram benar-benar memiliki kekuatan besar dalam membentuk opini dan memberikan informasi secara cepat dan efisien.
Menurut Nielsen (2019), “Media sosial telah mengubah cara orang terlibat dengan isu- isu sosial dan politik, memberi suara kepada mereka yang sebelumnya tidak terdengar.” Melalui Instagram, berbagai gerakan sosial dapat meningkatkan visibilitas dan mendapatkan dukungan lebih banyak dari masyarakat global.
Namun, tidak semua hal di Instagram adalah positif. Salah satu risiko besar yang muncul adalah manipulasi informasi. Di Instagram, gambar dan video yang diposting seringkali sudah melalui berbagai proses pengeditan dan seleksi. Bahkan ada banyak sekali foto yang tidak menggambarkan kenyataan, dan justru lebih mirip dengan sebuah ‘ilusi’. Pengguna sering kali hanya menampilkan bagian terbaik dari hidup mereka, menciptakan gambaran yang jauh lebih ideal daripada kenyataan yang sebenarnya.
Lebih dari itu, Instagram juga memperburuk apa yang disebut dengan filter bubble. Ini adalah fenomena di mana algoritma Instagram cenderung menunjukkan konten yang sudah sesuai dengan minat atau pandangan pengguna sebelumnya. Misalnya, jika seseorang lebih sering menyukai atau mengomentari postingan yang mendukung suatu ideologi, Instagram akan lebih sering menampilkan konten yang serupa. Ini bisa memperburuk polarisasi di masyarakat, karena kita lebih cenderung berada dalam ‘gelembung’ yang hanya menampilkan pandangan-pandangannya saja tanpa memberikan ruang untuk perspektif lain.
Di sisi lain, Instagram juga bisa memperburuk tekanan sosial, terutama bagi generasi muda. Dengan melihat kehidupan orang lain yang terlihat lebih sempurna, banyak orang
menjadi merasa rendah diri atau bahkan terobsesi untuk meniru apa yang mereka lihat. Pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental, terutama di kalangan remaja, menjadi isu yang semakin penting untuk dibahas.
Kesimpulan
Instagram memiliki kekuatan besar dalam membentuk persepsi publik dan opini masyarakat. Dalam banyak hal, platform ini mampu memberikan manfaat yang besar dalam hal penyebaran informasi, serta memfasilitasi koneksi antara orang-orang dari berbagai belahan dunia. Melalui Instagram, kita bisa mengikuti akun-akun yang membagikan berbagai informasi dan pengetahuan, dari berita terkini hingga edukasi terkait isu-isu sosial, politik, dan lingkungan.
Platform ini juga memungkinkan orang-orang untuk mengungkapkan diri mereka melalui gambar, video, dan tulisan yang merepresentasikan pandangan, pengalaman, dan nilai- nilai mereka. Hal ini membuka kesempatan bagi siapa saja untuk belajar dari perspektif orang lain, bahkan jika mereka tidak berada dalam lingkungan yang sama atau memiliki latar belakang yang sama sekali berbeda.
Instagram juga memungkinkan seseorang untuk terlibat langsung dalam diskusi yang sedang berlangsung, memperluas jaringan sosial mereka, dan membentuk komunitas berdasarkan minat yang sama. Oleh karena itu, Instagram memiliki potensi besar untuk memperkaya pengetahuan kita dan membuat dunia terasa lebih terhubung.
Namun, di sisi lain, Instagram juga membawa risiko yang tidak bisa diabaikan. Salah satu risiko terbesar adalah manipulasi citra dan informasi. Banyak pengguna yang mengedit foto dan video mereka untuk menciptakan gambaran hidup yang ideal, yang tidak selalu mencerminkan kenyataan.
Penggunaan filter dan alat editing lainnya sering kali mengubah penampilan fisik seseorang atau memperindah situasi sehingga tampak sempurna, padahal kenyataannya mungkin sangat berbeda. Hal ini kemudian bisa memengaruhi persepsi masyarakat, khususnya generasi muda, yang merasa tertekan untuk mengikuti standar kecantikan atau gaya hidup yang tidak realistis. Akibatnya, kita bisa terjebak dalam ilusi yang dibangun oleh citra media sosial yang tidak mencerminkan dunia nyata.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Rosen (2012), “Penting bagi pengguna media sosial untuk mengembangkan literasi media yang kritis, sehingga mereka tidak hanya mengonsumsi informasi secara pasif, tetapi mampu memproses dan menganalisisnya dengan cara yang lebih sadar dan bijaksana.”
Literasi media yang baik memungkinkan kita untuk lebih memahami konten yang kita lihat dan menghindari terjebak dalam ilusi yang dibangun oleh filter visual atau narasi yang disajikan oleh pengaruh tertentu. Dengan keterampilan ini, kita bisa menjadi lebih bijak dalam menilai konten yang kita temui di Instagram, serta mampu membedakan antara informasi yang dapat dipercaya dan yang hanya sekadar berusaha membentuk citra atau pandangan tertentu.
Pada akhirnya, jika kita dapat menggunakan Instagram dengan bijaksana, platform ini bisa menjadi ruang yang positif untuk berbagi informasi, belajar hal-hal baru, dan memperluas wawasan kita tentang dunia. Instagram memiliki potensi untuk menjadi alat yang kuat dalam menciptakan masyarakat yang lebih terhubung dan lebih peduli terhadap isu-isu sosial.
Berbagai kampanye sosial yang bermanfaat telah berhasil memanfaatkan Instagram untuk menarik perhatian terhadap masalah-masalah besar, seperti ketidaksetaraan, perubahan iklim, atau hak asasi manusia. Platform ini memberi ruang bagi individu dan kelompok untuk berbagi pandangan mereka dan menggalang dukungan untuk perubahan yang lebih baik.
Ketika digunakan dengan hati-hati dan bijaksana, Instagram bisa memberikan manfaat besar. Namun, kita juga harus menjaga kesadaran bahwa apa yang kita lihat di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya.
Oleh karena itu, penting untuk terus berpikir kritis terhadap apa yang kita terima dan selalu memverifikasi informasi sebelum mempercayainya atau membagikannya lebih lanjut. Kesadaran penuh terhadap dampak yang dapat ditimbulkan terhadap persepsi kita adalah kunci untuk memanfaatkan Instagram secara positif dan menghindari jatuh ke dalam perangkap citra yang dimanipulasi.
Dengan literasi media yang baik dan pemahaman tentang cara kerja platform ini, kita dapat menggunakan Instagram sebagai alat untuk memperluas pengetahuan, membentuk hubungan yang bermakna, dan berkontribusi pada perubahan positif.
Namun, kita harus selalu ingat bahwa sebagai pengguna, kita memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya mengonsumsi konten secara pasif, tetapi juga untuk memprosesnya dengan cara yang lebih bijaksana. Instagram bisa menjadi alat yang bermanfaat jika digunakan dengan benar, tetapi tanpa kesadaran dan literasi yang memadai, kita bisa dengan mudah terjebak dalam dunia yang penuh dengan citra yang dimanipulasi dan informasi yang menyesatkan.***
Naufal Rafi Aqil Putra