Bogordaily.net – Arah kebijakan anggaran perubahan Pemkab Bogor 2025 mulai digambarkan terang-terangan oleh Bupati Rudy Susmanto dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Bogor, Kamis, 19 Juni 2025.
Tidak sekadar seremonial. Tiga agenda penting dibahas. Yang pertama adalah soal pertanggungjawaban APBD, yang kedua usulan Raperda disabilitas, dan yang paling krusial: nota kesepakatan perubahan KUA dan PPS.
Inilah pintu masuk ke arah kebijakan anggaran perubahan Pemkab Bogor 2025.
Ada semangat besar. Tapi ada juga defisit besar.
Rudy bicara lugas soal kondisi keuangan daerah. Tidak bertele-tele. “Kita masih mengalami defisit keuangan sekitar 500 miliar lebih,” ujarnya.
Artinya, APBD bukan hanya soal menyusun ulang, tapi mengoreksi arah. Maka arah kebijakan anggaran perubahan Pemkab Bogor 2025 bukan sekadar perubahan angka. Tapi perubahan strategi.
Rudy tampak ingin memainkan kartu efektif. Ia tahu, uang terbatas, tapi ekspektasi masyarakat tidak ikut menyusut.
Ia ingin yang disentuh benar-benar terasa oleh rakyat. Fokus utama adalah sektor jalan, pendidikan, dan kesehatan.
Tiga ranah yang memang menjadi wajah paling nyata dari pemerintahan kabupaten.
Yang paling ia soroti: infrastruktur jalan. Wilayah barat, utara, timur, dan selatan Bogor menjadi prioritas.
Lalu puskesmas, fasilitas kesehatan, dan sekolah-sekolah rusak—yang bahkan tidak perlu diperingkat dari yang terbaik, tapi dari yang paling rusak dulu.
Dengan logika sederhana itu, Rudy ingin menghindari jebakan proyek mercusuar. Ia tidak ingin pembangunan yang indah di atas kertas, tapi hampa di lapangan.
Maka arah kebijakan anggaran perubahan Pemkab Bogor 2025 menjadi pertaruhan antara rasionalitas fiskal dan tuntutan publik.
Tak mudah memang. Tapi itulah seni mengelola daerah dengan dana terbatas. Dan DPRD kali ini tampaknya satu suara dengan eksekutif.
Nota kesepahaman sudah ditandatangani. Artinya, rem sudah dilepas. Mesin perubahan siap dijalankan.
Tinggal publik yang menanti: apakah semua itu akan sekadar menjadi catatan paripurna, atau benar-benar terwujud menjadi jalan yang lebih mulus, sekolah yang lebih kokoh, dan puskesmas yang lebih layak?
Yang jelas, tahun 2025 akan menjadi ujian besar bagi Rudy Susmanto. Bukan sekadar sebagai bupati, tapi sebagai nakhoda fiskal dalam badai defisit.***