Wednesday, 18 June 2025
HomeTravellingBerkeliling dan Melihat Keajaiban Nusantara dalam Satu Malam

Berkeliling dan Melihat Keajaiban Nusantara dalam Satu Malam

Bogordaily.net – Perjalanan kali ini memakan waktu singkat dan tanpa biaya banyak. Memulai perjalanan diwaktu siang hari dan dimalam hari bertekad sudah sampai di kediaman masing-masing. Merencanakan perjalanan singkat namun panjang ini di hari Senin siang keitka semua orang masih sibuk dengan kegiatan lainnya. Perjalanan ini adalah perjalanan menjelajahi keajaiban nusantara, tanpa harus mengeluarkan biaya yang fantastis.

Taman Mini Indonesia Indah mungkin sudah tak asing di telinga. Terkenal dengan istana boneka, miniatur rumah adat dan pernak-perniknya, serta Danau Arsipelago yang menjadi senter dari Taman Mini. Masyarakat Jakarta mungkin sering mengunjungi tempat ini. Namun, untuk kami ini adalah pengalaman pertama berkunjung ke tempat ini. Berkunjung ke tempat ini setelah dewasa rasanya sangat senang, apalagi setelah tempat tersebut banyak mengalami perubahan.

Kunjungan ini sebenarnya untuk mencari tahu lebih dalam soal budaya Indonesia, karena kunjungan ini bertepatan dengan adanya momen Festival Budaya Nusantara XV. Kami melakukan perjalanan di hari Senin setelah kelas dibubarkan dan perjalanan kami kali ini menggunakan transportasi umum. Dari kampus Sekolah Vokasi beberapa dari kami berangkat menggunakan angkutan kota bernomor 03 yang akan membawa kami menuju Stasiun Kota Bogor. Sedangkan sebagian lainnya, menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju Stasiun.

Sesampainya di stasiun, kami semua menaiki Kereta Rel Listrik (KRL) yang menuju arah Jakarta Kota. Situasi gerbong kereta saat itu terbilang cukup sepi dikarenakan kami berangkat siang hari. Selama melakukan perjalanan diantara kami ada yang memejamkan mata dan ada pula yang tetap terjaga. Kurang lebih satu jam perjalanan, kami tiba di Stasiun Cawang untuk menyambung perjalanan menggunakan Light Rail Transit (LRT). Untuk menuju Stasiun LRT Cikoko harus berjalan sedikit dari Stasiun Cawang.

Perjalanan menggunakan LRT ini akan dimulai dari Stasiun Cikoko sampai TMII. Namun, kami menaiki kereta yang menuju Harjamukti untuk bisa menuju Taman Mini Indonesia Indah. Perjalanan menggunakan LRT terbilang lebih cepat daripada KRL. Hanya dalam waktu sekitar 20 menit kami sudah sampai di Stasiun LRT TMII. Sebelum datang ke Taman Mini Indonesia Indah pengunjung wajib membayar Rp. 25.000 per orang yang dibeli melalui website TMII. Setelah kami sampai di Stasiun TMII, di depan stasiun sudah tersedia shuttle bus yang berasal dari TMII.

Untuk bisa menaiki shuttle bus tersebut, pengunjung harus membayar tiket dan nantinya tiket tersebut akan dipindai oleh petugas jaga. Shuttle bus ini akan membawa pengunjung ke TMII tanpa harus menaiki transportasi umum lagi. Dengan adanya shuttle bus ini memudahkan pengunjung untuk ke sana, apalagi ketika kami berkunjung cuaca saat itu sedang hujan.

Kondisi cuaca yang seperti itu membuat jalanan sedikit padat dan untuk kami tiba di tempat sekitar membutuhkan waktu 20 menit. Setibanya kami disambut oleh petugas dengan hangat dan ramah di depan ruangan informasi yang sekaligus menjadi tempat jual beli aneka buah tangan.

Memasuki kawasan TMII ini setelah diguyur hujan yang cukup deras terasa sangat menyejukkan meskipun tempat ini masih berada di tengah Kota Jakarta. Ketika masuk ke dalam, kami di sambut dengan Museum Indonesia yang sangat khas dengan ukiran-ukiran Bali.

Dari luar, museum ini terlihat megah dan mewah dengan ciri khasnya.
Sebenarnya tujuan kami ke sana adalah untuk mencari tahu lebih dalam mengenai budaya dari Jakarta. Namun, dengan kunjungan ke TMII ini kami bisa sekaligus melihat berbagai rumah adat yang ada di Indonesia. Berbagai anjungan dari berbagai daerah kami lihat, seperti anjungan Nusa Tenggara Timur yang di depannya terdapat replika komodo. Selain itu juga, terdapat anjungan Jawa Barat, Jawa Timur, dan lainnya.

Karena tujuan kami ke TMII ini adalah untuk mencari tahu lebih dalam mengenai budaya Jakarta, kami memutuskan untuk berjalan terus hingga menemukan anjungan DKI Jakarta. Setelah menemukan anjungan Jakarta, kami menemui petugas yang mengetahui seluk beluk budaya ini lebih dalam.

Di depan anjungan Jakarta ini terdapat sebuah bangunan rumah ibadah umat kristen, yaitu gereja. Menunjukkan bahwa Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat rumah ibadah lain selain rumah ibadah umat muslim. Berkeliling sambil menikmati sore di Taman Mini Indonesia Indah sangat menyenangkan apalagi ditambah dengan cuaca yang asri setelah diguyur hujan.

Di sepanjang perjalanan menyusuri TMII ini, tidak ada satu pun kendaraan bermotor roda dua maupun empat yang melintas. Sejak revitalisasi, Taman Mini Indonesia Indah memang sudah menerapkan konsep go green, dimana ketika kami berkunjung ke sini kami hanya bisa berjalan kaki atau menaiki feeder yang telah disediakan secara gratis untuk pengunjung.

Hari semakin sore dan semua anjungan di tutup tepat pukul 16.00 WIB. Meski begitu, kami tetap bisa bermain dan berkeliling TMII ini. Setelah berkeliling melihat anjungan dari berbagai daerah di Indonesia, memutuskan untuk beristirahat dan mencari warung ataupun tempat menjual makanan.

Kami memutuskan untuk beristirahat di Danau Arsipelago. Danau Arsipelago ini merupakan danau buatan yang di kelola oleh pihak Taman Mini Indonesia Indah. Di tengah danau ini terdapat miniatur pulau yang berbentuk lima pulau besar di Indonesia.

Biasanya terdapat pertunjukan air mancur atau dancing fountain di danau ini. Sejak di revitalisasi, danau ini terlihat lebih rapih dan lebih bagus daripada dahulu. Beristirahat di danau ini sambil menikmati pemandangan danau rasanya nyaman dan tidak mau berpindah tempat dengan cepat. Sebagian dari kami memutuskan untuk membeli makan dan lainnya juga ada yang memutuskan untuk memakan bekal yang telah di bawa dari rumah.

Kami beristirahat di Danau Arsipelago ini cukup lama, sambil beristirahat kami mendengar informasi bahwa akan ada pertunjukan air mancur menari di danau ini pada jam 18.30 WIB. Setelah mendengar informasi tersebut, kami memustuskan untuk menonton pertunjukan itu sebelum pulang dan kembali ke rumah masing-masing.
Pertunjukan air mancur menari ini sekaligus menampilkan Tirta Cerita.

Tirta Cerita adalah atraksi air mancur yang telah menjadi daya tarik utama dari TMII. Tirta Cerita ini menggunakan kolaborasi antara seni dan tekonolgi, yaitu penggunaan water screen dan juga audio visual yang menarik. Tirta Cerita ini menampilkan cerita dari legenda nusantara. Air mancur yang keluar dari danau ini mengikuti irama dari Tirta Cerita ini sehingga sangat menarik utuk dilihat.

Kami semua menonton tirta cerita ini secara bersama-sama. Cukup kaget dan terharu dengan penampilan Tirta Cerita ini, karena penggabungan seni dan teknologi yang sangat bagus serta seeprti sebuah keajaiban yang menarik mata penonton.

Air mancur menari yang ditampilkan pun sangat indah, karena memunculkan warna yang berbeda di setiap adegan ceritanya. Biasanya terdapat penampilan yang menggunakan drone, tetapi ketika itu penampilan drone tidak bisa ditampilkan dengan alasan tertentu. Berkunjung pada hari Senin menurut kami adalah waktu yang tepat.

Di saat orang-orang sedang tidak liburan dan sibuk dengan kegiatan, sehingga ketika berkunjung ke TMII hanya ada beberapa orang yang kami lihat. Pertunjukan Titra Ceriya ini berlangsung sektar 20 menit lamanya. Setelah pertunjukkan ini selesai, feeder gratis akan menjemput pengunjung ketika selesai menonton. Feeder akan menunggu di depan danau sampai semua pengunjung sudah tidak ada lagi di kawasan tersebut.

Feeder ini memang tidak terlalu banyak sebab sudah waktunya kawasan ini di tutup sehingga kami harus menunggu sampai terdapat feeder kosong yang bisa membawa kami ke tempat semula. Setelah menunggu sekitar 5 menit, kami semua langsung menaiki feeder gratis untuk membawa kami kembali menuju pusat informasi.

Menggunakan feeder ini lebih praktis dan efisien daripada haru berjalan kaki ke pusat informasi. Setibanya kami di pusat informasi, sebagian dari kamu ada yang melaksanakan ibadah terlebih dahulu sebelum pulang dan yang lainnya menunggu. Sembari menunggu kami, berkunjung kembali ke Museum Indonesia dengan ukiran Bali lagi. Di sana kami beberapa kali mengambil gambar dan selfie untuk mengabadikan momen bersama.

Sehabis berfoto ria bersama, kami memutuskan untuk segera keluar dari kawasan TMII karena shuttle yang akan membawa kami menuju LRT TMII telah tiba. Perjalanan menunggunakan shuttle kali ini tidak sepadat saat kami tiba. Kami kembali melakukan perjalanan pulang menunggunakan LRT lalu dilanjut dengan KRL. Kami menaiki LRT yang menuju ke Dukuh Atas dan akan membawa kami kembali ke Stasiun Cikoko. Setibanya di Stasiun Cikoko, kami melanjutkan langsung perjalanan menuju Stasiun Cawang.

Kondisi stasiun hari itu cukup padat, ditambah dengan bertepatan dengan waktu orang kerja pulang. Menunggu kereta menuju ke arah Bogor tidak terlalu lama namun kami harus bersabar karena nantinya kami tidak bisa duduk seperti pada waktu keberangkatan. Kereta menuju ke arah Bogor tiba setelah kereta menuju Depok tiba lebih dahulu.

Terlihat dari peron bahwa kereta yang akan membawa kami pulang kali ini sangat ramai dan dipadati dengan para pekerja. Hampir satu jam lebih kami semua berdiri dalam satu gerbong yang sama. Dua orang dari kami turun lebh cepat di Stasiun Bojong Gede dan yang lainnya akan turun di pemberhentian terakhir, yaitu Stasiun Bogor. Setibanya di Bogor, kami langsung pulang menggunakan ojek online menuju kediaman masing-masing.

Perjalanan singkat namun panjang ini sangat seru, tetapi cukup membuat kami kelelahan. Dari perjalanan singkat ini Tirta Cerita menjadi hal paling menyenangkan bagi penulis. Perjalanan ini tidak membutuhkan banyak biaya yang harus dikeluarkan, namun sangat memuaskan untuk dilakukan. Memanfaatkan moda transportasi umum daripada menggunakan kendaraan pribadi menjadi pilihan yang terbaik.

Sebelum pembaca menjelajahi tempat ini, sebaiknya pembaca harus datang lebih awal lagi dan harus mempersiapkan dengan matang, seperti kartu kereta, makanan dan minuman yang cukup, serta tenaga yang lebih untuk bisa berkeliling melihat anjungan yang ada di Taman Mini Indonesia Indah.***

Nusie Mahmuda

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here