Bogordaily.net – Biodata Tex Saverio Gunawan tiba-tiba diburu publik. Bukan karena ia bikin sensasi. Tapi karena karyanya.
Kebaya putih dengan detail penuh nyawa. Dipakai Alyssa Daguise saat akad nikah. Dan warganet langsung berdesis: siapa desainer brilian di balik kebaya ini?
Jawabannya: Tex Saverio Gunawan. Nama itu seperti ledakan kecil yang menggema dari dunia mode ke jagat maya.
Ia memang bukan orang baru. Tapi sorotan publik kadang terlambat datang. Dan ketika datang, ia langsung membakar penasaran.
Tex Saverio Gunawan lahir di Jakarta, 28 Agustus 1984. Ia bukan tipikal desainer yang muncul di infotainment.
Ia muncul di panggung besar, di gala show, di karpet merah, di sampul majalah Eropa. Pernah satu gaunnya dikenakan Lady Gaga.
Lalu dipakai Kim Kardashian. Bahkan Jennifer Lawrence mengenakan rancangannya untuk poster The Hunger Games: Catching Fire.
Tapi ia tetap Tex. Pria bertubuh kurus, tenang, rambut terurai. Nama panggilannya Rio.
Desainnya adalah dentuman emosi dan geometri. Ada kelembutan, ada kekuatan. Dan ketika kebaya akad Alyssa Daguise muncul—halus tapi penuh statement—publik akhirnya kembali mengingat: ya, inilah dia. Tex.
Biodata Tex Saverio Gunawan pun jadi incaran. Pencarian daring melonjak. Netizen ingin tahu lebih dari sekadar kebaya. Siapa dia? Dari mana? Apa latar belakangnya?
Tex memang menyimpan cerita panjang. Ia sempat belajar di Bunka Fashion School Jakarta.
Tapi tak lama. Ia lebih suka membangun jalannya sendiri. Merancang. Mencoba. Gagal. Bangkit. Sampai akhirnya mendirikan label “Tex Saverio” yang kini menjadi ikon mode haute couture Indonesia.
Dalam biodata Tex Saverio Gunawan juga tertulis bahwa ia disebut-sebut sebagai The Alexander McQueen of Indonesia.
Julukan itu datang bukan karena ia meniru. Tapi karena ia menerobos. Membuat karya yang bukan sekadar pakaian. Tapi cerita. Imajinasi. Kadang nyaris seperti lukisan.
Kini, namanya kembali menjadi headline. Setelah Alyssa Daguise mengenakan kebayanya, ribuan pasang mata terbelalak.
Di balik kerumitan bordir dan potongan, ada ketenangan. Di balik ketenangan itu, ada jiwa Tex Saverio Gunawan yang dituangkan dengan sabar.
Tiga kali nama biodata Tex Saverio Gunawan muncul di linimasa hari ini. Tapi yang lebih penting, ia hadir sebagai pengingat.
Bahwa karya tak pernah bohong. Dan bakat, kalau dikerjakan dengan cinta, akan tetap bertahan—melewati tren, zaman, dan gaya.
Tex mungkin tidak banyak bicara. Tapi desainnya selalu punya suara yang lantang.***