Bogordaily.net – Suasana haru menyelimuti panggung Festival De Mayo 2025 yang digelar di Kuningan City, Jakarta Selatan, pada Minggu, 1 Juni 2025. Di tengah sorotan lampu dan riuh tepuk tangan penonton, Desta tak kuasa membendung air matanya.
Emosi yang membuncah seketika memuncak saat ia kembali duduk di belakang drum, mengenang masa-masa bersama band lamanya, Chapter 69, dalam sebuah konser spesial yang dipersembahkan untuk mendiang Ricky Siahaan.
Chapter 69, sebuah grup musik yang pernah meramaikan panggung alternatif Jakarta era 90-an, dibentuk pada tahun 1995 oleh Ricky Siahaan. Kala itu, Ricky memegang peran sebagai gitaris utama, sementara Desta berada di posisi drummer dan Cliffton Rompies (Iyeb) sebagai pemain bass.
Mereka dikenal sebagai band tribute The Smashing Pumpkins yang sering tampil di berbagai venue indie di Jakarta, termasuk di kawasan Museum Satria Mandala yang pernah menjadi surga komunitas musik alternatif.
Dalam penampilan spesial tersebut, Desta tampil satu panggung bersama Cliffton Rompies, rekan lamanya di grup musik yang terbentuk pada tahun 1995 itu. Pertunjukan ini secara khusus digelar sebagai bentuk penghormatan dan dedikasi untuk mengenang Ricky Siahaan, gitaris legendaris yang tutup usia pada April 2025 lalu.
Penghormatan untuk Ricky Siahaan
Sebagai bentuk penghormatan sekaligus untuk mengisi kekosongan posisi gitaris yang ditinggalkan Ricky, Desta dan Cliffton turut menggandeng musisi kenamaan Eross Candra sebagai additional guitarist di atas panggung.
Kehadiran Eross dinilai mampu memberikan sentuhan emosional sekaligus musikalitas tinggi dalam reuni istimewa Chapter 69 tersebut.
Momen menyentuh hati terjadi saat Desta, yang bertugas sebagai drummer, tampak terhenti sejenak di tengah-tengah penampilannya. Dalam sebuah unggahan yang ia bagikan melalui fitur Instagram Story, tampak jelas ekspresi sedih Desta yang berusaha keras menahan tangis.
Namun, suasana hati tak bisa berbohong. Ia menutupi wajahnya dan bahunya tampak berguncang, pertanda isakan tangis yang sulit dibendung.
Sosok Desta memang dikenal dekat dengan mendiang Ricky Siahaan. Bersama Cliffton, mereka membentuk Chapter 69 saat masih muda, tepatnya pada 1995.
Band ini menjadi bagian penting dari perjalanan musik mereka, sebelum akhirnya masing-masing menempuh karier sendiri-sendiri. Reuni ini menjadi kali pertama mereka tampil kembali setelah sekian lama, dalam suasana yang penuh kehilangan.
Penonton yang menyaksikan penampilan itu pun turut larut dalam kesedihan. Aura panggung yang biasanya riuh menjadi hening seketika saat Desta menunduk dan menyeka air mata. Sementara Cliffton tetap bermain gitar dengan ekspresi serius, seolah menyalurkan emosinya lewat alunan nada.
Tak hanya saat tampil, Desta juga menyampaikan pesan menyentuh melalui akun media sosialnya. Dalam unggahan singkatnya, ia menuliskan kalimat penuh cinta dan duka untuk sang sahabat:
“We love you, Ricky Siahaan,” tulis Desta, dikutip pada Selasa, 3 Juni 2025.
Kepergian Ricky Siahaan
Reuni Chapter 69 kali ini bukan sekadar nostalgia semata, melainkan momen untuk mengenang dan memberi penghormatan terakhir kepada Ricky Siahaan, musisi yang turut membesarkan nama band tersebut. Ricky sendiri dikenal luas sebagai gitaris band Seringai, grup musik beraliran high octane rock yang memiliki basis penggemar setia di Indonesia dan mancanegara.
Kabar duka atas meninggalnya Ricky datang pada Sabtu, 19 April 2025 pukul 21.30 waktu Tokyo, Jepang. Ia wafat pada usia 48 tahun usai tampil bersama Seringai dalam tur bertajuk Wolves of East Asia Tour 2025 yang ditutup di panggung Gekiko Fest, sebuah acara musik ternama di Tokyo.
Berdasarkan keterangan resmi dari tim medis Jepang, pria dengan nama lengkap Ricardo Bisuk Juara Siahaan itu mengalami serangan jantung mendadak usai tampil. Meskipun sempat mendapatkan penanganan medis, nyawanya tak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia tak lama setelah turun panggung.
Kepergian Ricky meninggalkan duka mendalam tidak hanya bagi keluarga dan rekan-rekan dekat, tetapi juga untuk para penggemar musik rock Indonesia. Sosoknya yang karismatik di atas panggung, serta komitmennya terhadap musik selama lebih dari dua dekade, menjadikannya panutan di kalangan musisi muda.
Festival De Mayo 2025 pun menjadi panggung penuh makna. Tidak hanya sekadar pertunjukan musik, namun juga menjadi ruang kolektif untuk mengenang karya dan kenangan bersama Ricky.
Banyak penonton yang datang mengenakan atribut Seringai, memperlihatkan bahwa semangat Ricky tetap hidup di hati para penggemarnya.***