Bogordaily.net – Jika Anda pernah berkunjung ke Taman Safari Bogor dan melihat seekor guanako yang tampak santai berbaring di tengah jalan, mungkin Anda sempat bertanya-tanya, apakah hewan ini sedang sakit, kelelahan, atau mengalami masalah?
Ternyata tidak. Perilaku guanako ini justru merupakan bagian dari insting alami mereka dan punya alasan ilmiah yang menarik.
Guanako (Lama guanicoe) merupakan satwa mamalia berkaki empat yang berasal dari wilayah pegunungan tinggi di Amerika Selatan, seperti Andes di Argentina, Chile, dan Peru.
Di habitat aslinya, guanako terbiasa hidup dalam suhu yang cukup dingin dan kering, sehingga banyak dari perilaku mereka terbentuk sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan yang ekstrem.
Di Taman Safari Bogor, saat ini terdapat 7 ekor guanako yang terdiri dari 3 pejantan dan 4 betina.
Mereka menjadi salah satu koleksi favorit pengunjung karena tingkahnya yang lucu, wajahnya yang menggemaskan, dan tentu saja—kebiasaan unik mereka yang tampak seperti sedang “tiduran santai” di tengah jalan.
Berbaring di Jalan Bukan Malas, Tapi Butuh Panas
Salah satu kebiasaan paling mencolok dari guanako di Taman Safari Bogor adalah berbaring di tengah jalur safari. Bagi sebagian orang, ini bisa terlihat seperti tanda kelelahan atau masalah kesehatan. Namun, di balik itu semua terdapat alasan biologis yang sangat penting.
“Perilaku berjemur sambil berbaring adalah thermoregulation alami pada guanako. Mereka membutuhkan kehangatan eksternal untuk menjaga suhu tubuh yang optimal, terutama saat cuaca sejuk atau di pagi hari,” ungkap Sumanang Yusuf, Asisten Kurator Taman Safari Bogor.
Permukaan jalan yang hangat dan menyerap panas menjadi lokasi favorit guanako untuk beristirahat sejenak. Dengan cara ini, mereka bisa menjaga suhu tubuh tetap stabil, terutama di pagi hari atau saat cuaca mendung.
Lebih lanjut, Sumanang menambahkan bahwa perilaku ini merupakan bentuk adaptasi dari habitat asli mereka.
“Di habitat alaminya, guanako harus pintar mencari sumber kehangatan karena kondisi iklim yang ekstrem. Perilaku ini terbawa hingga sekarang meski mereka sudah hidup di lingkungan yang lebih hangat,” jelasnya.
Dari Berjemur ke Tidur Siang
Menariknya, tak hanya berbaring, guanako kadang tampak tertidur pulas di bawah sinar matahari. Mereka tampak benar-benar rileks, dan tidak terganggu oleh lalu-lalang kendaraan pengunjung yang melintas.
Menurut pengamatan tim kurator, kondisi seperti ini menunjukkan bahwa guanako merasa aman dan nyaman di lingkungan tempat tinggalnya. Mereka hanya akan bangun jika terdengar suara keras atau ada gerakan tiba-tiba yang mengejutkan.
Jadi, ketika Anda melihat guanako tampak ‘tiduran’ dengan santai, bukan berarti ada masalah. Justru itu tanda mereka berada dalam kondisi yang sehat secara fisik dan mental.
Ritual Unik Lainnya
Selain berjemur, guanako juga memiliki perilaku unik lainnya yang sering membuat pengunjung penasaran—yaitu mandi debu atau yang dikenal dengan istilah “dust bathing”.
“Dust bathing merupakan perilaku instingtif yang sangat penting untuk kesehatan llama. Debu halus berfungsi sebagai ‘sampo kering’ alami yang membantu menghilangkan minyak berlebih dan parasit eksternal,” jelas Sumanang Yusuf.
Perilaku ini dilakukan dengan cara berguling-guling di tanah kering untuk menutupi tubuhnya dengan debu. Debu tersebut membantu membersihkan bulu, mencegah infeksi kulit, dan menghindarkan mereka dari serangga pengganggu.
Lebih dari itu, mandi debu juga merupakan aktivitas sosial yang memperkuat ikatan antarindividu dalam kelompok. “Saat satu guanako mulai mandi debu, yang lainnya akan tertarik untuk melakukan hal yang sama. Ini menunjukkan ikatan sosial yang kuat dalam kelompok mereka,” tambah Sumanang.
Mencegah Kesalahpahaman Publik
Mengenal perilaku alami guanako menjadi penting agar masyarakat tidak salah menilai dan lebih memahami kehidupan satwa liar.
“Edukasi kepada masyarakat tentang perilaku alami satwa sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman. Ketika melihat guanako berbaring di jalan, banyak orang langsung berpikir ada yang tidak beres, padahal itu adalah perilaku normal mereka,” tegas Rina Rajagukguk, Manager Edukasi Taman Safari Bogor.
Sebagai lembaga konservasi, Taman Safari Bogor memiliki komitmen tinggi untuk menjaga kesejahteraan setiap satwa di dalamnya. Rina juga menegaskan bahwa setiap guanako yang dipelihara terus dipantau secara berkala oleh tim medis.
“Kami selalu memantau kondisi kesehatan dan perilaku setiap individu guanako. Tim veteriner dan keeper kami terlatih untuk membedakan perilaku normal dan abnormal,” lanjutnya.
Menurut Rina, masyarakat juga memiliki peran besar dalam mendukung konservasi satwa. “Kepedulian masyarakat terhadap kesejahteraan satwa patut diapresiasi. Namun, pemahaman yang benar tentang perilaku alami hewan akan membantu kita memberikan respons yang tepat.” tutupnya.
Tips Saat Bertemu Guanako di Taman Safari Bogor
Bila Anda berencana mengunjungi Taman Safari Bogor, berikut beberapa tips saat melihat guanako:
- Jangan panik jika melihat mereka berbaring di jalan, itu perilaku normal
- Hindari membunyikan klakson atau membuat suara keras yang bisa membuat mereka terkejut
- Amati dari kejauhan dan ambil foto secukupnya tanpa mengganggu
- Nikmati momen langka mengamati perilaku satwa seperti di habitat aslinya
Dengan memahami perilaku satwa seperti guanako, kunjungan ke kebun binatang atau taman safari bukan hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga pengalaman edukatif yang memperluas wawasan tentang pentingnya konservasi dan penghormatan terhadap kehidupan liar.***