Bogordaily.net – Michael Tjendara siapa? Pertanyaan itu seketika memenuhi ruang digital tanah air setelah video singkatnya — sederhana, tanpa drama, tapi tepat sasaran — viral di media sosial.
Isi videonya? Bukan soal demo. Bukan soal politik. Tapi soal kehilangan iPhone di pesawat Garuda rute Jakarta-Melbourne.
Biasa saja? Tidak juga.
Karena yang kehilangan bukan orang biasa.
Michael Tjendara — penumpang itu — ternyata bukan nama sembarangan. Latar belakangnya mengejutkan banyak orang. Pria berkacamata itu jebolan IPB, lanjut S2 di Melbourne, dan kini CEO Purityfic Vitamin Australia. Perusahaan yang digawanginya bahkan tercatat sebagai pionir produk vitamin halal pertama di Australia.
Kehilangan iPhone memang hal sepele bagi sebagian orang. Tapi kalau yang hilang itu jatuhnya di dalam pesawat kebanggaan negara, ceritanya jadi berbeda. Garuda Indonesia — yang sedang berusaha keras mengembalikan kepercayaan publik — langsung panik.
Langkah cepat pun diambil. Awak kabin yang bertugas saat itu langsung dibebastugaskan. Direktur Niaga Garuda, Ade R Susardi, turun tangan langsung. Tak mau kasus ini mencoreng reputasi yang sedang dibangun kembali.
Tapi lagi-lagi: ini bukan sekadar soal barang hilang. Ini soal trust. Dan lebih dari itu: ini soal siapa yang bicara.
Karena publik mulai bertanya: Michael Tjendara siapa sebenarnya?
Dan jawaban atas pertanyaan itu membuat banyak orang tercengang. Di akun Instagram @michaeltjendara yang kini followers-nya naik drastis, tercatat bahwa ia tinggal di Melbourne bersama keluarga kecilnya. Pendidikan tinggi. Reputasi bersih. Gaya bicara santun. Tak meledak-ledak. Tapi firm.
Ia tidak mengancam. Ia tidak memaki. Ia hanya menyampaikan bahwa iPhone-nya hilang. Di kursi pesawat Garuda GA 716. Dan tidak ditemukan hingga tiba di Melbourne.
Lalu rekaman itu mengalir deras. Ke mana-mana.
Seketika, publik tak hanya sibuk mencari iPhone itu. Tapi juga mencari tahu: Michael Tjendara siapa sebenarnya?
Dan inilah momen ketika seseorang yang tak pernah masuk headline koran, tiba-tiba menjadi headline itu sendiri. Tidak dengan sensasi. Tapi dengan integritas.
Maka, kehilangan iPhone itu — bisa jadi — adalah awal dari cerita yang jauh lebih besar. Bukan tentang teknologi. Bukan tentang pesawat. Tapi tentang trust.
Dan tentang Michael Tjendara, siapa — pria yang kehilangan iPhone, tapi menemukan sesuatu yang lebih penting: kepercayaan publik.***