Bogordaily.net – Pawai obor hijriah di Kota Bogor benar-benar membara.
Puluhan warga tumpah ruah ke jalan. Bukan karena unjuk rasa. Bukan juga karena banjir.
Tapi karena semangat yang sudah turun-temurun: menyambut Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1447 Hijriah.
Pawai obor itu berlangsung di kawasan Mekarwangi, Kota Bogor. Meriah. Ramai. Hangat.
Jalanan sempit berubah menjadi lautan cahaya dari obor-obor yang dibawa anak-anak, remaja, hingga orang tua.
Ada yang membawa obor dari bambu, ada yang lebih modern: lampu LED dibungkus kertas minyak agar tampak seperti api. Tapi semangatnya sama—semangat hijrah.
Tradisi ini bukan sekadar pawai. Ini tentang nilai. Tentang semangat berpindah dari gelap menuju terang. Dari malas jadi giat. Dari sendiri jadi bersama.
Tak ada spanduk sponsor. Tak ada panggung hiburan. Tapi justru di situlah letak kekuatannya: keikhlasan. Kebersamaan.
Warga yang berjalan beriringan, saling menyapa, bahkan saling berbagi air minum di tengah rute pawai.
Tahun Baru Islam memang bukan euforia kembang api seperti malam tahun baru masehi.
Tapi di Mekarwangi malam itu, cahaya obor jadi simbol: hijrah bukan sekadar pindah tempat, tapi pindah hati dan niat.
Dan siapa sangka, dari gang-gang kecil Mekarwangi, cahaya hijrah bisa terasa begitu hangat.***