Bogordaily.net – Pemilik Nafa Wedding tiba-tiba jadi nama yang dicari-cari netizen. Bukan karena jasanya luar biasa.
Tapi justru sebaliknya: karena vendor ini bikin ricuh di hari paling sakral bagi pasangan pengantin—hari pernikahan.
Sabtu pagi, pukul 07.00. Jadwal akad sudah ditentukan. Tapi dekorasi? Masih jauh dari kata siap.
Jam menunjukkan pukul 07.45 dan hanya dua orang dari vendor yang datang. Itu pun dengan tangan kosong dan wajah tak tahu malu. Padahal, tamu sudah mulai berdatangan.
Pihak keluarga perempuan sampai harus putar otak. Sofa untuk tamu disiapkan sendiri. Bahkan dekorasi pelaminan nyaris tidak bisa disebut dekorasi.
“Pemilik Nafa Wedding katanya minta maaf, tapi jam 12 siang baru mau ganti kursi pelaminan? Pas tamu udah rame-rame-nya? Emangnya pesta ulang tahun bocah?” ujar Wulan, keluarga mempelai yang kecewa berat.
Pemilik Nafa Wedding memang belum muncul di publik. Tidak ada nama, tidak ada sosok.
Tapi wajah vendor ini sudah tersebar luas di TikTok. Bukan karena promosi. Tapi karena “promosi buruk” dari para tamu dan keluarga yang merasa dirugikan.
Unggahan akun @mb_wuland menjadi pemicu. Video singkat, tapi isinya seperti tamparan keras bagi semua calon pengantin yang berharap pernikahannya berjalan mulus. “Nikah itu sakral, bukan mainan,” tulis netizen.
Yang membuat lebih geram, klarifikasi dari pihak Nafa Wedding malah terkesan menyalahkan pihak lain.
Dekoratorlah, teknislah, dan alasan klasik lain. Padahal publik tahu, sebagai vendor utama, merekalah yang seharusnya bertanggung jawab penuh.
Pemilik Nafa Wedding, yang kantornya disebut-sebut berada di Serang, Banten, kini tengah jadi target pencarian.
Bukan oleh calon klien. Tapi oleh publik yang ingin tahu siapa yang berada di balik bisnis ini.
Vendor ini mengklaim menyediakan layanan lengkap: dari wedding, maternity, hingga wisuda. Tapi setelah kejadian ini, kepercayaan sudah hancur.
Yang tersisa kini hanyalah pertanyaan dan kemarahan. “Kalau cuma dibalikin Rp15 juta, pantaskah? Itu nikah sekali seumur hidup, loh,” tulis salah satu netizen.
Warganet menyarankan agar pihak keluarga menempuh jalur hukum. Bukan hanya soal ganti rugi, tapi untuk memberi pelajaran bahwa dalam bisnis jasa pernikahan, tanggung jawab tidak bisa ditutupi dengan unggahan klarifikasi.
Karena sekali lagi: ini soal sakral, bukan sekadar bisnis.***