Bogordaily.net – Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bosowa Bina Insani menampilkan budaya dari 10 Negara dalam Extravaganza tahun 2025, pada Selasa 24 Juni 2025.
Ketua Parents Association Bosowa Bina Insani (PABBI) Rohanah menjelaskan bahwa, kegiatan hari ini merupakan acara tahunan yang dilakukan oleh SMP Bina Insani. Adapun tahun ini merupakan tahun kedua pelaksanaan Extravaganza.
Menurutnya, tujuan dari kegiatan tersebut yaitu memberikan apresiasi kepada siswa, agar para siswa bisa menampilkan potensi yang ada didalam dirinya.
“Kemudian mengekspresikan dalam bentuk pertunjukan, ini bentuk apresiasi dari orang tua dan sekolah yang sudah belajar dalam setahun dan salah satu bentuk pembelajaran non akademis,” kata Rohanah, Selasa 24 Juni 2025.
Kemudian, pihaknya sengaja memilih tema budaya dari benua asia yang ada di 10 negara, dengan jumlah 10 kelas yang tampil dari kelas 7 hingga kelas 8. Adapun kelas 7 sebanyak 5 kelas dan kelas 8 sebanyak 5 kelas.
“Bedanya tahun ini Asia, karena tahun sebelumnya itu nusantara. Kita pilih sosok hang tuah karena dia mengembara ke 10 negara tersebut dan kita ingin anak anak tahu bahwa hang tuah itu orang hebat dari Indonesia,” jelasnya.
Selanjutnya, Kepala Sekolah SMP Bosowa Bina Insani Haposan Andy Citra mengatakan bahwa, pemilihan negara dilakukan melalui proses yang cukup seru.
Menurutnya, para guru lebih dulu menyusun daftar 10 negara yang relevan. Kemudian membuat semacam undian. Perwakilan siswa dan wali kelas mengambil secara acak.
“Jadi begitu dibuka, mereka baru tahu akan menampilkan budaya dari negara mana. Ada yang senang, ada juga yang merasa tantangan besar, tergantung negaranya. Dari situ mereka mulai proses riset, diskusi, dan kolaborasi,” ujar Haposan.
Kemudian, anak-anak tak sekadar tampil, tapi lebih dulu melakukan riset mendalam. Mereka cari tahu sejarah, budaya, seni, sampai adat istiadat negara yang mereka peroleh.
“Misalnya kalau dapat Jepang, mereka pelajari dulu semuanya sebelum menampilkannya dalam bentuk pertunjukan,” katanya.
“Inilah yang kami maksud dengan pembelajaran mendalam atau deep learning seperti yang disampaikan Menteri Pendidikan. Konsepnya sejalan juga dengan Merdeka Belajar dan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Jadi tidak sekadar tampil, tapi mereka benar-benar belajar melalui proses,” tambah Haposan.
Selanjutnya kata dia, dari hasil riset, pemetaan data, pembuatan kostum, properti, hingga mempelajari resep-resep khas negara tersebut, semuanya dikerjakan sendiri.
Berbagai nilai kolaboratif, kemampuan berpikir kritis, dan eksplorasi informasi sangat terasa di situ. Anak-anak diajak mengenal budaya luar dengan lebih dekat dan tidak canggung saat berinteraksi di luar kelak.
“Tentu saja ini semua tidak akan terlaksana tanpa dukungan banyak pihak. Kami berterima kasih kepada para orang tua yang telah terlibat aktif. Bahkan melalui ketua paguyuban, mereka membantu dari sisi pendanaan dan sponsor. Kostum-kostum yang anak-anak pakai sebagian besar dari upaya bersama dengan orang tua,” imbuhnya
Ditempat yang sama, Sekretaris Yayasan Bosowa Bina Insani Hj Dedeh memberikan apresiasi atas terselenggaranya Extravaganza pada tahun ini.
“Saya bangga sekali SMP Bina Insani bisa menampilkan extravaganza yang kedua ini. Itu kerja sama yang sangat baik antara kepala sekolah, guru PABBI atau komite sekolah,” ungkap Hj Dedeh
Menurut Hj Dedeh, pihaknya bersama sama mengadakan kegiatan ini dengan penuh semangat. Bagaimana mencari dana. Menyiapkan acara ini dengan baik. Dan menjadi satu ukhuwah islamiyah yang baik yang ada di Bina Insani dan terbina.
“Jadi kita semua harus bersilaturahmi semuanya dalam kebaikan dan acara ini yang mereka buktikan. Mengadakan kegiatan ini salah satunya bagian dari ekstrakulikuler tapi tema yang dibuat tahun ini sangat spektakuler,” ucapnya.
Ia menjelaskan, melalui kegiatan ini para siswa juga diberikan pembinaan karakter. Tidak hanya dalam hal akademis. Tetapi mereka juga bisa mengeksplor dirinya secara kreatif dan inovatif.
“Tanpa saya pesan mereka sudah menyampaikan akan mengadakan agenda serupa. Dengan kemasan di malam hari. Karena kalau malam hari agak eksklusif dan saya sampaikan ini tu kreativitas mereka. Kalau mereka mau silahkan asalkan dilaksanakan di Kampus Bina Insani,” tuturnya.***
Albin Pandita