Bogordaily.net – Video ibu-ibu marah karena aurat viral TikTok itu memang mengejutkan.
Tapi yang lebih mengejutkan: bukan cuma karena si ibu marah-marah di ruang publik, tapi karena caranya menyentuh punggung wanita asing yang bahkan tidak ia kenal.
Peristiwanya terjadi di sebuah rumah makan yang disebut-sebut berada di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Si pengunggah video adalah akun TikTok bernama @inifaka. Ia sedang makan nasi Padang, mengenakan celana training panjang dan kaos pendek.
Bukan pakaian seksi, kalau kita membandingkan dengan standar pesta tahun baru di Bali. Tapi, memang, saat duduk, bagian punggungnya terlihat.
Dan, dari sanalah kisah ini dimulai.
Wanita yang tengah makan itu tiba-tiba disentuh dari belakang. Bukan dengan pelan, tapi dengan sikap yang cukup mengejutkan.
Si ibu—yang duduk di belakang bersama suaminya—langsung mengomentari bajunya. Katanya, “Bajumu kependekan, punggungmu kelihatan.” Nadanya naik. Tegas. Penuh emosi.
Video ibu-ibu marah karena aurat viral TikTok itu pun sontak menyulut perdebatan nasional.
Bukan cuma soal sopan santun, bukan soal agama, tapi soal ruang publik dan hak setiap orang atas tubuhnya sendiri.
Kalimat si ibu itu seperti palu hakim: “Seolahnya auratmu!”
Tapi dijawab dengan tenang oleh si pemilik akun: “Ibu, nggak semua orang Islam.”
Ya. Ini lebih dari sekadar debat tentang kain. Ini debat tentang batas.
Komentar pun membanjiri unggahan tersebut. Ada yang mendukung si ibu. Tapi jauh lebih banyak yang berpihak pada si wanita muda.
Salah satu komentar berbunyi:
“Dia marah karena suaminya ngelirik, yang dimarahin harusnya suaminya, bukan mbaknya.”
Komentar lain menambahkan nada satire:
“Bu, udah pernah jalan-jalan ke kota besar belum?”
Video ibu-ibu marah karena aurat viral TikTok itu telah ditonton lebih dari 11 juta kali.
Semakin ditonton, semakin gaduh. Dan seperti biasa, netizen bergerak cepat. Ada yang mengaku sebagai anak dari si ibu.
Akun TikTok bernama Juan D Forget muncul, mengaku sebagai “anak dari ibu itu.” Tapi tak ada konfirmasi lebih lanjut.
Si ibu belum dikenal identitasnya. Belum ada klarifikasi dari pihaknya. Yang pasti, ia sudah jadi bagian dari sejarah kecil dunia maya: orang yang memicu percakapan besar dari tindakan kecil.
Moral dari kisah ini?
Mungkin sederhana: menyentuh orang asing tanpa izin adalah pelanggaran. Marah karena punggung terlihat bisa dibahas, tapi tidak perlu teriak.
Dan jika memang niatnya menegur, tegurlah dengan cara yang tidak memalukan.
Karena bisa jadi, bukan aurat yang terlihat, tapi emosi yang tak terkendali.***