Bogordaily.net – Sebuah video curhatan seorang pria yang mengaku mendapatkan proyek dari instansi pemerintah mendadak viral di media sosial.
Awalnya ia mengira proyek tersebut bakal menguntungkan secara finansial, namun kenyataan yang dihadapinya justru membuatnya syok berat.
Dalam video yang diunggah ke salah satu platform media sosial, pria tersebut secara blak-blakan memperlihatkan praktik janggal dari oknum yang terlibat dalam proyek tersebut.
Ia menyebut bahwa pihak yang mengatasnamakan pemerintah secara terang-terangan melakukan permintaan markup terhadap invoice yang harus ia ajukan.
“Aku kira ini bakal jadi rezeki, tapi ternyata malah ngebuka mata banget soal kelakuan orang-orang di balik proyek pemerintah,” ungkap pria tersebut dalam video.
Diminta Markup Invoice
Menurut pengakuannya, oknum yang terlibat meminta agar invoice proyek dinaikkan dari nilai sebenarnya, lalu selisihnya diminta untuk “dibagi dua”.
Pria ini pun terkejut karena semua dilakukan seolah-olah sudah menjadi hal biasa.
Dalam cuplikan video, ia tampak menunjukkan beberapa dokumen dan bukti komunikasi yang seolah memperkuat dugaan adanya praktik curang.
Ia mengaku syok karena baru pertama kali mengalami hal seperti ini dalam dunia kerja.
“Dikira proyek pemerintah itu cuan bersih. Nyatanya? Kita malah disuruh main kotor,” lanjutnya.
Netizen Ikut Geram
Tak butuh waktu lama, video tersebut langsung menyita perhatian publik. Ribuan komentar membanjiri unggahan itu, sebagian besar berisi kemarahan dan kekecewaan terhadap praktik korupsi yang masih saja merajalela.
“Gilaa korupsi gimana di neraka tuh nanti,” tulis seorang netizen geram.
“Memalukan! Ini contoh kenapa proyek pemerintah sering gak maksimal hasilnya,” sahut warganet lain.
“Pantes aja perutnya gendut-gendut, ternyata isinya dosa semua,” komentar nyinyir lainnya yang menyindir oknum-oknum terlibat.
Meski belum ada klarifikasi resmi dari pihak yang disebut, kasus ini kembali memunculkan sorotan pada masalah transparansi dan integritas dalam pengadaan proyek pemerintah.
Banyak yang mempertanyakan sampai kapan praktik seperti ini dibiarkan menjadi “rahasia umum” di dunia birokrasi.
Video tersebut kini sudah ditonton ratusan ribu kali dan dibagikan ulang di berbagai platform.***