Bogordaily.net – BPR Bank Kota Bogor melaksanakan sosialisasi tabungan pelajar kepada para siswa di SDN Curug 1 Bogor, pada Rabu 16 Juli 2025.
Funding Officer Bank Kota Bogor Engkus menjelaskan bahwa, pihaknya melaksanakan sosialisasi program tabungan pelajar di SDN Curug 1 sebagai bagian dari upaya untuk membiasakan anak-anak menabung sejak dini.
Adapun, untuk .ekanismenya cukup sederhana anak-anak nantinya bisa menyetorkan uang jajan mereka setiap hari, mulai dari Rp500 hingga Rp1.000.
Kemudian, petugas dari Bank Kota Bogor datang setiap hari Jumat untuk mengumpulkan tabungan yang telah dikumpulkan dari hari Senin sampai Jumat.
“Jadi, dalam seminggu bisa terkumpul Rp5.000 sampai Rp10.000 per anak,” jelasnya.
Ia menjelaskan, keuntungan dari program ini cukup banyak. Pertama, tidak ada biaya administrasi dan tidak ada potongan.
Kedua, pihaknya melakukan layanan jemput bola, sehingga siswa dan orang tua tidak perlu datang ke kantor cabang.
“Kami datang langsung ke sekolah,” singkatnya.
Diketahui, tabungan ini dikhususkan untuk pelajar dan berlaku hingga anak berusia 17 tahun. Setelah memiliki KTP, tabungan bisa diubah menjadi tabungan umum.
“Kami menerima setoran berapapun nominalnya, bahkan Rp1.000 sekalipun,” ujarnya.
Tujuannya adalah membiasakan anak-anak untuk menyisihkan uang jajannya.
“Maka, kami ingin ikut berkontribusi melalui pembiasaan menabung. Saat ini, program kami telah menjangkau sekitar 60 sekolah dasar dan sebagian SMP di Kota Bogor, sejak tahun 2021–2022,” ungkap Engkus.
Lebih lanjut ia menambahkan, untuk antusiasme dari para siswa dan orang tua sangat baik. Kemudian untuk sementara, pihaknya belum memberikan ATM karena syaratnya harus memiliki KTP.
Namun, mereka tetap mendapatkan buku tabungan dan bisa melihat riwayat tabungannya.
Ditempat yang sama, Bendahara SDN Curug 1 Wiwik Sustyaningsih menyambut baik adanya program tabungan untuk siswa dari Bank Kota Bogor tersebut.
Menurutnya, kerja sama dengan Bank Kota Bogor sudah berjalan selama tiga tahun ajaran dan sangat membantu guru, terutama dalam koordinasi tabungan siswa.
“Memang ada beberapa tantangan, seperti ketika buku tabungan hilang. Namun, pihak bank sudah memberikan solusi cukup menggunakan surat kehilangan dari kepala sekolah, tanpa perlu surat keterangan dari kepolisian. Ini sangat memudahkan,” ucap Wiwik kepada wartawan.
Ia mengatakan, guru hanya berperan sebagai koordinator, menerima dan mengumpulkan buku tabungan setiap hari Jumat.
Nantinya petugas bank yang datang langsung ke sekolah karena akses masuk menggunakan mobil cukup sulit.
Adapun, para siswa yang menabung tidak dipaksakan, dan nominalnya pun fleksibel, bisa Rp2.000 per hari, lalu dikumpulkan Rp10.000 setiap Jumat.
“Biasanya, tabungan siswa akan diambil saat mereka lulus kelas 6, untuk keperluan melanjutkan ke SMP. Ini sangat membantu, apalagi mayoritas orang tua di sini adalah buruh harian atau pekerja serabutan,” ujarnya.
Wiwik menambahkan, tabungan tersebut nantinya bisa digunakan untuk membeli sepatu, perlengkapan sekolah, atau biaya masuk sekolah lanjutan.
Ia berharap, kedepan program ini bisa terus rutin berjalan. Pihaknya sebagai guru akan terus mengingatkan siswa untuk menabung setiap hari, dikarenakan adanya program makan bergizi gratis dari pemerintah.
“Jadi uang jajannya bisa disisihkan untuk tabungan. Program ini sangat membantu baik untuk siswa maupun orang tua,” tuturnya.(Albin Pandita)