Bogordaily.net – Influencer sekaligus selebgram Dara Arafah meluapkan kemarahannya di media sosial usai data pribadinya dibocorkan oleh seorang oknum asuransi ke status WhatsApp.
Insiden ini memicu kemarahan publik dan sorotan terhadap pentingnya perlindungan data pribadi, khususnya dalam industri kesehatan dan asuransi.
Lewat unggahan Instagram Stories, Dara mengungkapkan bahwa seorang perempuan bernama Nadia Venika, yang diduga bekerja di perusahaan asuransi, menyebarkan riwayat penyakitnya di status WhatsApp lengkap dengan komentar yang dianggap meremehkan kondisinya.
Dalam unggahan tersebut, Nadia menulis “Huru hara karena doi selebgram padahal dx cuma febris, gea, abdominal pain????????”
Menanggapi hal itu, Dara membalas dengan nada geram:
“Bisa-bisanya ada yg nyebarin data pribadi gue ke story WA-nya dgn caption yg ngeremehin penyakit orang, kok bisa ya febris, gea, abdominal pain dibilang ‘cuma’.”
Tak berhenti di situ, Dara juga menyampaikan sindiran tajam dengan menyelipkan doa agar pelaku tidak mengalami hal yang serupa:
“Kita doain aja bareng-bareng biar Nadia Verika nggak pernah merasakan sakit yang serupa.”
Pihak Asuransi Bertindak Cepat
Kemarahan publik yang meluas membuat kasus ini langsung ditindaklanjuti oleh pihak asuransi tempat Nadia bekerja.
Tak butuh waktu lama, Dara mengonfirmasi bahwa oknum tersebut telah dipecat dan menerima surat pemutusan hubungan kerja.
Dara pun menyampaikan apresiasinya kepada perusahaan asuransi yang telah bertindak tegas dan cepat.
“Terima kasih sebesar-besarnya kepada tim Global Excel yang telah kooperatif dan sigap dalam menindaklanjuti kasus ini. Keputusan untuk memberhentikan pihak yang bersangkutan merupakan langkah yang tepat dan menunjukkan komitmen terhadap perlindungan data pribadi.”
Kasus ini menuai banyak respons dari warganet. Mayoritas memberikan dukungan kepada Dara dan menyayangkan sikap tidak profesional dari oknum yang menyebarkan data medis tersebut.
Banyak yang menekankan pentingnya etika dalam bekerja, terlebih ketika menyangkut informasi sensitif milik klien.
Peristiwa ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya perlindungan data pribadi, terutama di sektor-sektor yang mengelola data sensitif, seperti kesehatan, keuangan, dan asuransi.***