Bogordaily.net – Instagram Dennie Arsan Fatrika. Itulah yang tiba-tiba dicari orang setelah nama sang hakim mencuat ke permukaan.
Bukan karena kontroversi. Tapi karena vonisnya atas Tom Lembong.
Kamis, 18 Juli 2025, sidang Tipikor di Jakarta Pusat menyita perhatian nasional.
Seorang eks Menteri, Thomas Trikasih Lembong, dijatuhi vonis 4 tahun 6 bulan penjara oleh Ketua Majelis Hakim yang sebelumnya tak banyak dikenal publik: Dennie Arsan Fatrika.
Tak butuh waktu lama. Warganet ramai-ramai mengulik siapa dia. Bahkan kalimat Instagram Dennie Arsan Fatrika langsung jadi kata kunci populer di Google.
Dennie bukan sosok baru di pengadilan. Tapi namanya tak pernah benar-benar naik ke permukaan sebelum sidang ini. Kariernya sunyi. Jalan hidupnya lurus.
Berangkat dari Karawang. Ia mulai sebagai calon hakim tahun 1999. Mencicipi banyak kota.
Lubuk Linggau, Mamuju, Sabang, Baturaja. Pernah menjabat Ketua PN Karawang. Kini jadi Hakim Madya Utama di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Tugasnya: memimpin majelis hakim dalam perkara korupsi yang jadi sorotan. Dan ia menjalaninya seperti biasa. Seperti bekerja. Tanpa drama.
Tapi publik tak biasa melihat hakim seperti itu.
Lalu, apakah Instagram Dennie Arsan Fatrika benar-benar ada?
Jawabannya: tidak ditemukan.
Setidaknya hingga artikel ini ditulis, belum ada akun terverifikasi atau publik milik Dennie di Instagram. Tak ada pula di Twitter. Atau Facebook.
Barangkali karena satu hal yang tak bisa ditawar oleh hakim: integritas. Media sosial adalah godaan. Sedikit saja celah bisa jadi bencana bagi wibawa pengadilan.
Dan tampaknya Dennie tahu itu. Maka ia memilih diam. Tidak punya akun adalah bentuk sikap. Bukan karena tidak melek teknologi. Tapi karena sadar posisi.
Tahun 2025 ini, Dennie juga melaporkan kekayaannya ke KPK. Jumlahnya: Rp 4,3 miliar.
Termasuk tanah, bangunan, kendaraan, tabungan, hingga utang pribadi. Sebagian besar harta berasal dari warisan dan penghasilan istrinya yang seorang advokat.
Wajar. Tak ada yang mencurigakan.
Putusan terhadap Tom Lembong pun tak menunjukkan bahwa Dennie mencari sorotan.
Ia bahkan menyebut dalam pertimbangan: tidak ada keuntungan pribadi bagi terdakwa. Tapi tetap bersalah. Maka dijatuhi hukuman.
Yang menarik, justru respons publik. Banyak yang penasaran. Banyak pula yang mendukung.
Tapi yang paling sering muncul di pencarian? Tetap satu: Instagram Dennie Arsan Fatrika.
Padahal, bagi Dennie, satu-satunya panggung adalah ruang sidang. Satu-satunya pengakuan: suara palu yang diketuknya sendiri. Dan itu sudah cukup.***