Friday, 4 July 2025
HomeBeritaMakna Puasa Tasua dan Asyura di Bulan Muharam

Makna Puasa Tasua dan Asyura di Bulan Muharam

Bogordaily.net – Sebagai salah satu bulan yang dimuliakan, Bulan Muharam memiliki keistimewaan. Salah satunya disunahkan untuk menjalani puasa Tasua dan Asyura di hari ke 9 dan 10 Muharam.

Dikutip dari NU Jabar Online, mulianya bulan Muharram yang penuh dengan makna dan keutamaan. Pada bulan tersebut umat islam disunnahkan untuk berpuasa pada hari 9-10 Muharram atau yang sering disebut dengan puasa Tasu’a dan Asyura.

Puasa pada bulan Muharram adalah puasa yang utama setelah bulan Ramadhan sebagaimana HR Muslim berikut

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)

Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Puasa Tasu’a
Puasa sunnah di hari kesembilan pada bulan Muharram disebut sebagai puasa Tasu’a, adalah puasa sebagai pembeda umat Rasulullah Saw dengan puasa kaum Yahudi. Dimana Yahudi hanya berpuasa sehari saja pada 10 Muharram atau Asyura.

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)

Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): ‘Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad)

Puasa Asyura
Puasa Asyura mulanya adalah puasa yang dikerjakan oleh Nabi Musa As atas rasa syukurnya kepada Allah Swt yang terbebas dari kejaran Firaun. Puasa tersebut lalu diikuti oleh kaum Yahudi dan Quraisy di masa Jahiliyah sebagai peringatan atas kejadian tersebut, sebagaimana riwayat Ibnu Abbas.

Ibnu Abbas adalah seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir al-Qur’an, ia meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura. Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab:

هُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

“Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah”. Nabi bersabda : “Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka.” Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga.” (HR. Bukhari; No: 1865 & Muslim, No: 1910). ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here