Saturday, 12 July 2025
HomeNasionalRiza Chalid: 'Raja' Minyak Indonesia, Berjuluk Raja Tanpa Mahkota

Riza Chalid: ‘Raja’ Minyak Indonesia, Berjuluk Raja Tanpa Mahkota

Bogordaily.net – Nama lengkapnya: Mohammad Riza Chalid. Tapi orang lebih suka menyebutnya singkat: Reza Chalid. Di lingkaran dalam bisnis perminyakan, dia dikenal dengan gelar yang tak main-main: The Gasoline Godfather. Di kalangan elite Jakarta, dia adalah “raja tanpa mahkota” dalam urusan minyak bumi.

Dia bukan politisi. Bukan pejabat. Tapi kekuatannya menggetarkan kabinet. Kekayaannya melampaui sebagian besar menteri. Dan pengaruhnya? Diam-diam menembus sampai ke ruang rapat para pengambil keputusan.

Dari Sawit, Ritel, Hingga BBM

Riza Chalid bukan hanya soal minyak. Dia punya kebun sawit. Punya bisnis jus. Bahkan sempat menyentuh ritel mode. Tapi tetap saja, orang mengenalnya dari bisnis yang beraroma tajam: minyak mentah dan BBM.

Melalui Petral—sebelum dibubarkan -anak usaha Pertamina yang bermarkas di Singapura—Riza disebut-sebut menguasai jalur pasok minyak ke Indonesia. Nilai bisnisnya ditaksir menyentuh angka fantastis: 30 miliar dolar AS per tahun. Angka yang membuat siapa pun gentar. Dan membuatnya dijuluki: penguasa abadi minyak Indonesia.

Sosok yang Jarang Tersorot, Tapi Tak Pernah Absen

Riza lahir dari pasangan Chalid Rachmat bin Abdat dan Siti Hindun binti Ali Alkatiri. Ia menikah dengan Roestriana Adrianti, atau akrab dipanggil Uchu Riza, pada tahun 1985. Tiga bulan setelah pertemuan pertama di pesta ulang tahun Uchu, mereka langsung menikah. Tapi rumah tangga mereka kandas pada 2012.

Di sela kesibukannya, Riza kerap melancong ke tempat-tempat eksotis: Antartika, Amazon, Luxor, Eropa, Kamboja. Tapi jangan bayangkan dia suka tampil. Tidak. Ia lebih suka berada di balik layar. Dan justru di situlah kekuatannya.

Muncul di Moskow, Bersama Mamiek dan Bambang

Nama Riza tercatat dalam sejarah pembelian jet tempur Sukhoi di Rusia tahun 1997. Ia mewakili perusahaan milik Mamiek Soeharto dan Bambang Trihatmodjo: PT Dwipangga Sakti Prima. Di tahun yang sama, perusahaan ini juga dikaitkan dengan dugaan mark-up pembelian pesawat Hercules sebesar $5 juta.

Waktu itu, di Moskow, hadir pula tokoh-tokoh besar: Ginandjar Kartasasmita dan Jenderal Wiranto. Bahkan tangan kanan Riza saat itu disebut-sebut adalah Johnny G. Plate, yang kelak menjadi Menteri Kominfo.

Freeport, Setnov, dan Skandal yang Membuka Tabir

Tahun 2015, nama Riza mendadak mencuat ke publik. Ia disebut-sebut terlibat dalam skandal rekaman Ketua DPR RI saat itu, Setya Novanto, terkait perpanjangan izin operasi PT Freeport Indonesia. Rekaman itu mengguncang Senayan, mengguncang Istana. Dan nama Riza meluncur seperti peluru: tidak terlihat sebelumnya, tapi menghantam keras.

Surga Pajak dan Perusahaan Offshore

Riza punya perusahaan di mana-mana. Mulai dari Supreme Energy, Paramount Petroleum, Straits Oil, hingga Cosmic Petroleum. Semuanya berbasis di Singapura dan diduga terdaftar di Kepulauan Virgin—wilayah favorit para taipan dunia untuk menyimpan harta, jauh dari pajak.

Total kekayaan Riza? Diperkirakan 415 juta dolar AS. Ia masuk peringkat ke-88 orang terkaya Indonesia versi Globe Asia.

Riza menolak disebut demikian. Tapi yang pasti, namanya kembali mencuat—bukan karena bisnis, tapi karena politik.

Penutup

Nama Mohammad Riza Chalid memang tidak sering muncul di TV. Tapi ia bukan tokoh biasa. Ia adalah simbol dari sebuah era—era ketika kekuasaan tidak selalu berseragam, dan kekayaan tidak selalu diukur dari daftar Forbes.

Ia adalah cerita tentang Indonesia: negara kaya minyak, tapi rakyatnya masih bertanya-tanya—siapa yang sebenarnya menikmati?.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here