Saturday, 12 July 2025
HomeKota BogorKrisis Sekolah Negeri, Dedie Rachim Tancap Gas Siapkan 5 Sekolah Negeri  Baru...

Krisis Sekolah Negeri, Dedie Rachim Tancap Gas Siapkan 5 Sekolah Negeri  Baru SMP & SMA di Kota Bogor

Bogordaily.net – Kota Bogor bakal segera memiliki 4 hingga 5 sekolah negeri baru, mulai dari jenjang SMP hingga SMA.

Kabar gembira ini datang langsung dari Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, sebagai solusi jangka panjang mengatasi krisis daya tampung di sekolah negeri.

Dalam gaya khasnya yang lugas, Dedie mengungkapkan: Kami sedang kebut pembangunan sekolah negeri baru. Minimal dua SMA Negeri dan dua sampai tiga SMP Negeri bakal berdiri dalam lima tahun ke depan.”

Fokus Lokasi Pembangunan Sekolah Negeri Baru di Kota Bogor

Menurut Dedie, dua SMA Negeri baru akan dibangun di lokasi strategis. Pertama di Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanah Sareal, dengan luas lahan mencapai 5.000 hingga 6.000 meter persegi.

Sementara lokasi kedua masih dalam penjajakan, antara di Kelurahan Rancamaya atau Kertamaya, tergantung pada ketersediaan lahan. Kami masih cek mana yang siap secara legalitas dan aksesibilitas,” ucap Dedie.

Adapun untuk SMP Negeri, Pemkot Bogor menargetkan pembangunan 2–3 sekolah baru dalam rentang lima tahun mendatang. Lokasinya akan mengikuti persebaran penduduk dan kesiapan lahan di masing-masing kecamatan.

Solusi Sementara: Sekolah Swasta dan Bantuan untuk Warga Miskin

Di tengah keterbatasan daya tampung sekolah negeri, Pemkot Bogor tidak tinggal diam. Dedie menyatakan bahwa pihaknya akan mengakomodir siswa dari keluarga kurang mampu yang belum tertampung melalui program bantuan keuangan pendidikan.

Secara rasio, sebenarnya sekolah swasta masih bisa menampung. Tapi kita tahu tidak semua orang tua mampu bayar. Maka, kami siapkan bantuan untuk sekitar 2.000 anak dari keluarga tidak mampu,” jelasnya.

Krisis Guru di Kota Bogor: 240 Pensiun, 20 Pengganti

Masalah pendidikan di Kota Bogor bukan hanya soal gedung dan kursi siswa. Ada satu lagi masalah besar: kekurangan guru.

Dedie mengungkapkan bahwa setiap tahun, sekitar 240 guru pensiun. Namun, guru pengganti yang dikirim pemerintah pusat hanya sekitar 20 orang per tahun.

“Ini yang bikin kita pusing juga. Rasio idealnya jomplang. Akhirnya banyak yang disiasati dengan guru honorer dan relawan,” katanya.

Kota Bogor bergerak. Tidak hanya bicara, tapi berupaya nyata membangun akses pendidikan. Di tengah keterbatasan, pemkot mencoba merangkul solusi. Harapannya, lima tahun ke depan, setiap anak Bogor bisa sekolah tanpa khawatir tak kebagian bangku.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here