Bogordaily.net – Yang paling sulit bukanlah belajar, tapi menjalankan hasil pembelajaran. Itu yang sering tak diucapkan para guru, meski dalam hati mereka tahu betul pernyataan itu benar adanya.
Pelatihan Pendidikan Profesi Guru (PPG) bukan sekadar soal mendapatkan sertifikat, apalagi menggugurkan kewajiban. Ia adalah tentang komitmen: bagaimana setelah semua teori, semua simulasi, semua praktik—guru mampu mengubah kelasnya menjadi lebih hidup. Lebih bermakna. Lebih berpihak pada murid.
Berikut ini beberapa contoh strategi pembelajaran pasca pelatihan PPG yang bukan hanya teoritis, tapi sudah terbukti memperkuat komitmen guru dalam praktik nyata.
1. Pendekatan Inkuiri dan Kooperatif: Bukan Sekadar Variasi, Tapi Revolusi Mikro di Kelas
Dua kata ajaib dalam dunia pendidikan yang terlalu sering dilafalkan, tapi belum tentu diterapkan: inkuiri dan kooperatif.
Inkuiri adalah seni membiarkan murid bertanya dan menemukan sendiri jawabannya. Bukan lagi guru yang sibuk menjelaskan, tapi murid yang sibuk berpikir.
Kooperatif adalah tentang membangun gotong royong. Mengelompokkan siswa, memberi mereka proyek mini, lalu membiarkan mereka saling belajar. Di sinilah soft skills lahir: kepemimpinan, empati, tanggung jawab bersama.
Contoh nyata di kelas:
Seorang guru IPA di Sleman, usai pelatihan PPG, mengubah format ujian tengah semester menjadi proyek riset mini. Murid dibagi kelompok, diminta meneliti kualitas air di sekitar rumah mereka, lalu mempresentasikan hasilnya. Nilai diambil dari proses, bukan hanya produk.
2. Praktik Reflektif: Menjadi Guru yang Belajar dari Dirinya Sendiri
Setelah pelatihan, guru kerap kembali ke rutinitas lama. Tapi tidak dengan guru yang memilih jalan refleksi.
David Somerville dan June Keeling menyebut ini sebagai reflecting-in-action. Menilai, menyesuaikan, dan memperbaiki proses mengajar di saat itu juga.
Langkah kecil yang berdampak besar:
- Mencatat apa yang berhasil dan tidak setiap selesai mengajar.
- Merenungkan—bukan menyalahkan.
- Diskusi mingguan dengan sesama guru untuk saling memberi masukan.
Seorang guru Bahasa Indonesia di Karanganyar bercerita, ia menyadari muridnya lebih aktif jika diberi tugas bercerita dengan metode story circle dibandingkan menjawab soal pilihan ganda. Catatan kecil itu mengubah banyak hal.
3. Komunitas Belajar Profesional: Belajar Tak Lagi Sendiri
Dalam dunia guru, kesepian pedagogis adalah hal nyata. Tapi itu bisa diatasi dengan membentuk Professional Learning Community (PLC).
Ini bukan rapat formal penuh absen dan notulen. Tapi ruang terbuka untuk saling belajar, berbagi strategi, dan menyusun evaluasi bersama.
Contoh strategi pembelajaran pasca pelatihan PPG dalam bentuk PLC:
- Pertemuan bulanan antarguru satu sekolah membahas satu tema pembelajaran.
- Forum daring untuk berbagi RPP, video pembelajaran, dan refleksi kegagalan.
- Kolaborasi antarguru lintas mata pelajaran untuk proyek tematik.
Sebuah SMA di Bandung melaporkan peningkatan keterlibatan siswa setelah gurunya membentuk PLC lintas jurusan. Mereka tidak hanya berbagi materi, tapi saling meninjau kelas.
4. Komitmen Berkelanjutan Lewat Pengembangan Diri Tanpa Henti
Sertifikat PPG hanyalah awal. Komitmen guru sejati ditunjukkan lewat semangat belajar yang tak pernah padam.
Guru yang baik membaca buku. Guru yang hebat menulis buku. Guru yang luar biasa membuka dirinya untuk dikritik.
Beberapa langkah konkrit yang bisa dilakukan:
- Mengikuti webinar dan pelatihan lanjutan minimal sekali sebulan.
- Membaca jurnal pendidikan untuk update strategi terbaru.
- Mengundang guru dari sekolah lain untuk saling observasi kelas.
Ada satu guru Matematika di Kupang yang rutin membuat vlog pembelajaran di YouTube. Bukan demi viral, tapi karena ia percaya: belajar harus terus hidup, bahkan setelah pelatihan selesai.
Penutup: Komitmen Itu Nyata Jika Dijalankan
Setelah pelatihan, pertanyaannya bukan lagi: “Apa yang sudah saya pelajari?”
Melainkan: “Apa yang akan saya ubah di kelas besok pagi?”
Dan jawabannya ada di tindakan. Dalam refleksi. Dalam komunitas. Dalam strategi pembelajaran yang terus diperbaiki.
Karena contoh strategi pembelajaran pasca pelatihan PPG bukan hanya catatan di modul. Tapi cerita nyata di ruang kelas. Cerita tentang guru yang berani berubah—demi murid yang layak mendapatkan yang terbaik.***