Bogordaily.net – Anggota DPRD Kota Bogor, Atty Somaddikarya, menilai tindakan vandalisme yang dilakukan terhadap Gedung Balai Kota Bogor tidak dapat dibenarkan dalam bentuk apa pun.
Namun, ia menekankan agar aparat penegak hukum maupun Pemerintah Kota tidak bersikap berlebihan, melainkan lebih mengutamakan pendekatan edukasi dan penyelesaian secara restorative justice.
Menurut Atty, Balai Kota Bogor bukan sekadar pusat pemerintahan, melainkan juga memiliki nilai historis karena ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya sejak 2007.
Oleh sebab itu, aksi coret-coret ataupun perusakan dipandang sebagai tindakan keliru yang mencederai identitas kota.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan tersebut juga mengingatkan bahwa penyampaian pendapat oleh mahasiswa tetap harus dipandang sebagai bagian dari praktik demokrasi yang dilindungi undang-undang.
Namun, ia menegaskan ekspresi tersebut seharusnya tidak diwujudkan dengan merusak sarana publik, apalagi bangunan bersejarah.
“Proses hukum tentu dapat berjalan, tapi jangan sampai terlalu represif. Ada ruang restorative justice yang dapat ditempuh dengan menitikberatkan pada edukasi serta tanggung jawab moral,” ucapnya, Minggu 24 Agustus 2025.
Atty mencontohkan, mahasiswa yang terlibat bisa diberi kesempatan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan berpartisipasi langsung dalam memperbaiki kerusakan, misalnya membersihkan dinding yang dicoret.
Dengan cara itu, peristiwa ini tidak hanya selesai secara hukum, tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi generasi muda dalam menjaga warisan budaya, sekaligus tetap menyalurkan semangat demokrasi dengan cara yang sehat.***
Ibnu Galansa