Wednesday, 20 August 2025
HomeOtomotifHarga Mobil Listrik Bekas Anjlok, BYD hingga Wuling Turun Ratusan Juta

Harga Mobil Listrik Bekas Anjlok, BYD hingga Wuling Turun Ratusan Juta

Bogordaily.net – Harga mobil listrik bekas di Indonesia tengah mengalami fenomena unik. Dalam beberapa tahun terakhir, harga jual kembali mobil listrik (EV) terpantau mengalami penurunan signifikan, jauh lebih tajam dibandingkan mobil hybrid maupun konvensional.

Salah satu contoh yang cukup mencolok adalah BYD Seal Premium. Saat pertama kali meluncur, mobil listrik ini dibanderol Rp639 juta.

Namun kini, unit bekasnya bisa ditemukan di marketplace dengan harga sekitar Rp439 juta.

Sementara itu, varian BYD Seal Performance AWD yang awalnya Rp750 juta, kini turun menjadi Rp550 juta.

Fenomena serupa juga terjadi pada Wuling BinguoEV. Setelah satu tahun mengaspal, harga bekas varian tertinggi mobil listrik mungil ini kini berada di kisaran Rp200 jutaan. Padahal harga barunya mencapai Rp330 jutaan.

Persaingan Ketat Jadi Penyebab

Direktur OLXMobbi, Agung Iskandar, mengungkapkan bahwa depresiasi mobil listrik bekas terjadi karena persaingan pasar yang semakin kompetitif.

“Hal ini menjadi tantangan bagi pemilik mobil listrik yang ingin menjual kembali kendaraannya. Harga mobil listrik baru cenderung turun karena persaingan yang sangat ketat antar produsen,” jelas Agung, dikutip Selasa 19 Agustus 2025.

Agung menambahkan, harga mobil listrik bekas turun lebih tajam dibandingkan mobil hybrid maupun konvensional.

Sebagai perbandingan, Toyota Avanza dengan usia satu tahun bisa dijual kembali Rp230–250 juta, sedangkan harga barunya masih di kisaran Rp240–280 juta. Artinya, depresiasinya tidak sedalam mobil listrik.

Faktor Utama: Baterai

Selain kompetisi pasar, faktor lain yang memengaruhi harga mobil listrik adalah komponen baterai.

Founder National Battery Research Institute (NBRI), Evvy Kartini, menyebut baterai menjadi kunci harga EV karena porsinya bisa mencapai 40–50 persen dari total harga mobil.

“Harga baterai setengah harga mobil, jenis LFP dan semua. Jadi ketika harga baterai turun, pasti mobil listrik ikut turun,” ujar Evvy.

Tren ini membuat beberapa produsen mulai menerapkan skema sewa baterai, agar harga mobil listrik lebih stabil dan tidak terlalu terdampak fluktuasi biaya produksi baterai.

Melihat tren saat ini, para pengamat menilai pasar mobil bekas di Indonesia akan mengalami pergeseran besar.

Mobil konvensional masih memiliki depresiasi wajar karena permintaan tetap tinggi, sementara mobil listrik bekas menghadapi tantangan karena faktor teknologi dan harga baterai.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here