Tuesday, 5 August 2025
HomeViralNyawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh Artinya dan Hubungannya dengan Karakter Mulia Manusia...

Nyawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh Artinya dan Hubungannya dengan Karakter Mulia Manusia Jawa

Bogordaily.net – Nyawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh artinya sangat dalam—kalimat ini sering hanya jadi hiasan di spanduk-spanduk upacara adat.

Tapi siapa sangka, di balik empat kata itu tersembunyi panduan hidup kelas tinggi, bahkan bisa lebih tinggi daripada teori kepemimpinan modern mana pun. Empat kata yang dulu hanya dikenal di lingkaran keraton kini mulai dicari maknanya oleh generasi gadget dan podcast.

Ada cerita satu adegan di keraton Jogja. Seorang penari perempuan, belum cukup dua puluh tahun usianya, tapi wajahnya tenang, matanya dalam. Tarian belum dimulai. Tapi ia sudah “menari” hanya dengan berdiri diam. Di situlah saya melihat: ia Nyawiji.

Apa Itu Nyawiji? Fokus Tanpa Marah

Nyawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh Artinya adalah prinsip kesatria Mataram. Tapi yang pertama, Nyawiji, adalah tentang hadir penuh. Bukan sekadar hadir fisik, tapi menyatunya batin dan raga.

Dalam jemparingan (panahan gaya Mataram), Nyawiji adalah ketika si pemanah menarik busur sambil duduk bersila. Tidak pakai niat menang. Tidak pakai gaya jagoan. Tapi anak panah bisa menembus sasaran—karena manah (hati) dan cipta (pikiran) menyatu. Tanpa teriakan. Tanpa tegang.

Greget: Api Dalam Dada, Bukan Emosi di Muka

Nilai kedua, Greget, bukan soal berteriak lantang atau menunjukkan amarah. Tapi tentang energi batin yang kuat—yang tidak perlu ditunjukkan.

Di joged Mataram, seorang penari yang punya Greget bisa membuat penonton merinding, meski ia hanya melangkah pelan. Api yang membakar dalam, bukan luar.

Penikmat seni selalu kagum pada bagaimana para maestro seni klasik bisa bicara tentang “Greget” tanpa satu pun menyebut kata “motivasi”. Tidak perlu seminar. Tidak perlu panggung TEDx. Cukup latihan dan laku batin.

Sengguh Tanpa Sombong, Ora Mingkuh Meski Sulit

Sengguh, nilai ketiga, adalah percaya diri. Tapi bukan percaya diri yang selfie-an. Bukan yang harus diumumkan di media sosial. Ini adalah percaya diri diam-diam: tahu diri, tahu kemampuan, tahu tempat.

Dan yang keempat—ini yang makin langka—Ora Mingkuh: bertanggung jawab sampai akhir.

Dalam dunia modern, tanggung jawab sering dimaknai sebatas tanda tangan kontrak. Tapi dalam Mataram, Ora Mingkuh berarti tetap maju, meski tahu kalah. Tetap bertahan, meski sepi.

Mungkin itu sebabnya para seniman keraton bisa menari di depan kursi kosong dengan semangat yang sama seperti di depan raja.

Nilai Ini Tak Usang

Nyawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh Artinya bisa jadi tidak diajarkan di sekolah. Tapi ia tetap hidup, dalam diam.

Di ruang latihan tari. Di halaman keraton. Di setiap anak panah yang dilepas dengan hati.

Dan, nilai-nilai ini tidak mati dimakan zaman. Justru kini, ketika semua serba instan, prinsip ini makin penting. Karena ia mengajarkan satu hal yang makin jarang ditemukan: kedalaman.

Satu hari nanti, ketika kita sudah lelah dengan semua keributan media sosial, kita akan kembali mencari: bagaimana caranya hidup dengan Nyawiji.

Dengan Greget yang lembut. Dengan Sengguh yang rendah hati. Dan Ora Mingkuh—walau hidup makin berat. Itulah Nyawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh Artinya yang sejati.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here