Bogordaily.net – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor menghadiri pengajian Kitab Ihya Ulumuddin yang digelar di Pesantren Yasina, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, pada Sabtu malam, 2 Agustus 2025.
Dalam kegiatan yang dirangkai dengan sholawat dan istighosah tersebut, PCNU Kabupaten Bogor mengajak umat Islam untuk meningkatkan etos kerja serta menumbuhkan semangat kemandirian di tengah tantangan sosial ekonomi.
Acara diawali dengan salat maghrib dan isya berjamaah, dilanjutkan pembacaan dzikir, sholawat, Hizb Nashor, dan ditutup dengan pengajian Kitab Ihya Ulumuddin jilid 2 yang dipimpin langsung oleh KH Romdon, Rois Syuriah PCNU Kabupaten Bogor sekaligus pendiri dan pimpinan Pesantren Yasina.
Saudagar Taat dan Mandiri
Dalam kajiannya, KH Romdon mengupas tema keutamaan menjadi saudagar yang taat kepada Allah dan Rasul, serta bermanfaat bagi sesama. Ia menekankan bahwa Islam mendorong umatnya untuk bekerja keras, bukan bergantung pada belas kasihan orang lain.
“Meminta-minta hanya akan menjadikan seseorang kehilangan harga diri, umat Islam harus berani mandiri dan berjuang untuk kehidupan yang lebih baik,” ujar KH Romdon.
KH Romdon mengilustrasikan pentingnya usaha dengan mengambil contoh perilaku burung yang setiap pagi meninggalkan sarang untuk mencari makan.
“Ini adalah pelajaran penting agar kita tidak malas dan tidak bergantung pada manusia. Gantungkan harapan hanya kepada Allah lewat ikhtiar,” lanjutnya.
Ia juga menyampaikan bahwa etos kerja dan kemandirian merupakan nilai transformatif dalam ajaran Islam yang sangat relevan menghadapi realitas ekonomi hari ini.
Perkuat Solidaritas Sosial
Selain kerja keras, KH Romdon mendorong umat Islam untuk menjaga persaudaraan dan solidaritas sosial sebagai fondasi kekuatan umat dalam menghadapi zaman yang penuh tantangan.
“Solidaritas sosial adalah kekuatan umat, dengan menjaga persaudaraan, kita akan lebih kuat menghadapi tantangan zaman,” imbunya.
Ketua PCNU Kabupaten Bogor, Gus Abdul Somad, turut hadir dalam acara tersebut dan menyampaikan apresiasinya atas konsistensi KH Romdon dalam menanamkan nilai-nilai keislaman yang membumi dan kontekstual.
Menurutnya, pengajian Kitab Ihya bukan hanya kajian kitab klasik, tetapi juga menjadi ruang penyadaran umat tentang pentingnya tanggung jawab sosial dan spiritualitas yang aktif.
“Kami akan terus mendorong program-program dakwah yang menyentuh langsung persoalan kehidupan umat, khususnya dalam menghadapi tantangan sosial ekonomi dewasa ini,” ujar ujar Gus Abdul Somad.***