Thursday, 14 August 2025
HomeKabupaten BogorRungkun Awi Gaungkan Semangat Konservasi, Kurangi Dampak Kerusakan Hulu Ciliwung 

Rungkun Awi Gaungkan Semangat Konservasi, Kurangi Dampak Kerusakan Hulu Ciliwung 

Bogordaily.net – Komunitas Rungkun Awi, menghelat diskusi tentang lingkungan yang bertajuk “Semangat Konservasi, Langkah Mengurangi Dampak Kerusakan Hulu” di Gayatri Camping, Citeko, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, pada Rabu 13 Agustus 2025, malam.

Pada kesempatan tersebut, turut dihadiri langsung perwakilan BPBD Provinsi Jawa Barat, Perhutani, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Bidang Tata Lingkungan, BPDAS Citarum Ciliwung, Dewan Sumber Daya Air wilayah Jawa Barat, komunitas lingkungan serta masyarakat sekitar.

Aktivis Lingkungan Rungkun Awi, Tedja M Kusuma menjelaskan bahwa, diskusi tersebut dilaksanakan dalam rangka menyamakan frekuensi, dikarenakan, saat ini kondisi hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, dinilai telah mengalami kerusakan yang cukup signifikan akibat alih fungsi lahan.

“Kita sedang menyamakan frekuensi, karena hulu sudah sangat rusak. Kayanya udah ngga ada waktu dan harus sepakat, tingkat kerusakan dan tingkat perbaikan tidak seimbang tingkat kerusakannya cepet banget,” kata Tedja M Kusuma.

Menurutnya, beberapa hal yang mencadi sorotan serta juga masukan, diperbincangkan untuk mendapat solusi bagai mana cara menyelamatkan kondisi lingkungan di kawasan Puncak. Sejumlah kekhawatiran serta keresahan disampaikan dalam diskusi tersebut. Disepakati, salah satu langkahnya meminta supaya pemerintah daerah, segera melakukan perbaikan di hulu Sungai Ciliwung.

“Jadi mudah mudahan ada langkah langkah dari para pemangku kepentingan untuk sama sama ayo kita kurangi, kecepatan kerusakan,” jelasnya.

Faktor Utama Terjadinya Bencana

Kemudian, ia menyebut alih fungsi lahan yang signifikan, menjadi penyebab utama terjadinya bencana alam. Sehingga perlu ada penegakan hukum yang jelas, terkait perizinan pembangunan dari Pemerintah.

“Kondisi hulu Puncak sedang tidak baik-baik saja, terutama karena alih fungsi lahan lalu supremasi hukum yang belum jelas. Sosial ekonomi sekarang dihadapkan dengan minimnya lapangan pekerjaan,” ujarnya.

Selain itu, dirinya bersama komunitas, meminta kepada para pemangku kebijakan agar merasakan dan lebih dekat dengan masyarakat sekitar hulu. Dengan begitu, dapat mengetahui permasalahan terkait dampak kerusakan hulu di Sungai Ciliwung.

“Harapannya mereka baiknya mengurusi Puncak dengan tinggal di Puncak, jadi mereka bisa merasakan vibes dan ditemani teman-teman lokal Ciliwung Pangrango, yang lebih mengenal jadi memecahkan masalah itu bukan dari Jakarta saja,” tambah Tedja.

Ia berharap, melalui diskusi tersebut kedepan akan terus berlanjut, dan permasalahan terkait dampak kerusakan hulu di Sungai Ciliwung, dapat tertangani dengan baik. Melakukan penanaman bibit pohon, dapat menjadi salahsatu upaya perbaikan lingkungan di Puncak.

“Mudah mudahan kedepa menjadi lebih baik. Kedepan, tantangannya akan lebih besar. Masih sedikit orang yang perduli terhadap lingkungan, perubahan iklim.Ayo menanam pohon, Sesuai slogan Menanam adalah Melawan,” ungkapnya.***

(Albin Pandita)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here