Bogordaily.net – Tuntutan Demo 25 Agustus bukan hanya teriakan di jalan Gatot Subroto.
Itu adalah potret frustrasi rakyat yang memuncak. Senin siang, 25 Agustus 2025, ratusan massa datang. Mereka memadati depan DPR RI, membawa semangat marah sekaligus getir.
Seperti yang dicatat media—massa mulai bergerak sejak pukul 11.00 WIB. Jalanan ibukota yang panas menjadi saksi ketika teriakan-teriakan itu membahana.
Sekitar pukul 12.40 WIB, aparat mulai kehilangan kesabaran. Water cannon dikerahkan. Gas air mata dilepaskan. Polisi ingin memukul mundur massa yang berusaha bergeser ke gerbang Pancasila.
Tapi, tentu saja, itu tidak sekadar soal bentrokan. Yang penting adalah isi dari Tuntutan Demo 25 Agustus itu sendiri. Aliansi Rakyat Bergerak menamakan aksinya “Indonesia Gelap, Revolusi Dimulai”.
Dari siaran pers yang mereka unggah di Instagram, tuntutan mereka jelas, keras, bahkan ekstrem.
Ada sembilan poin. Pertama, turunkan Prabowo-Gibran. Kedua, bubarkan Kabinet Merah Putih.
Ketiga, bubarkan DPR RI. Lalu hentikan proyek penulisan ulang sejarah Indonesia. Tangkap dan adili Fadli Zon atas penyangkalan tragedi 1998. Tolak RKHUAP.
Buka transparansi gaji anggota DPR. Batalkan tunjangan rumah DPR. Dan yang terakhir, gagalkan rencana kenaikan gaji DPR.
Bagi sebagian orang, tuntutan itu seperti mimpi. Mustahil diwujudkan. Tapi bagi massa aksi, itulah napas. Itulah teriakan yang harus didengar.
Karena demonstrasi, pada akhirnya, selalu lebih keras dari sekadar bunyi sirine water cannon.***