Friday, 10 October 2025
HomeInternasional50 Kapal Sipil dari 44 Negara Bawa Bantuan untuk Gaza, Dihadang Serangan...

50 Kapal Sipil dari 44 Negara Bawa Bantuan untuk Gaza, Dihadang Serangan Drone

Bogordaily.net – Lebih dari 50 kapal sipil yang membawa ratusan aktivis dari 44 negara saat ini sedang berlayar menuju Gaza dalam misi kemanusiaan yang digadang-gadang sebagai flotila sipil terbesar dalam sejarah modern.

Misi yang dimulai sejak 1 September 2025 dari Barcelona, Spanyol, ini bertujuan menantang blokade laut Israel yang disebut banyak pihak sebagai ilegal secara hukum internasional.

Para aktivis menegaskan mereka hanya membawa bantuan kemanusiaan berupa makanan, obat-obatan, susu bayi, dan kebutuhan dasar untuk warga Gaza yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan parah.

Ketegangan meningkat saat flotila melintasi perairan selatan Yunani. Para aktivis melaporkan 13 ledakan akibat serangan drone tak dikenal. Sejumlah kapal dilaporkan mengalami kerusakan, meskipun tidak ada korban jiwa.

Yang mengejutkan, para aktivis mengaku bahwa radio komunikasi flotila diretas dan dipaksa memutar lagu-lagu ABBA, yang diduga sebagai bentuk intimidasi psikologis terhadap para kru kapal.

Sebagai langkah pengamanan, Italia mengerahkan kapal perang untuk mengawal flotila, sementara Yunani berjanji menjamin navigasi aman selama mereka melintas di wilayah perairan negara tersebut.

Suara dari Kapal

Salah satu penggagas flotila, Tommy Marcus, menegaskan misi mereka murni untuk kemanusiaan.

“Kami tidak membawa senjata. Kami hanya membawa obat-obatan, makanan bayi, dan bantuan untuk mereka yang terjebak dalam krisis. Jika Israel tetap menyerang kami, maka itu akan memperlihatkan kepada dunia bahwa blokade ini bukan soal keamanan, tapi soal menghukum seluruh rakyat Gaza,” ujar Marcus.

Aktivis asal Turki, Leyla Demir, juga menyampaikan pesan solidaritas lintas bangsa:

“Kami datang dari 44 negara berbeda, dengan bahasa dan budaya berbeda, tapi satu tujuan kami sama: kebebasan dan kemanusiaan untuk Gaza.”

Menurut PBB, sejak konflik besar meletus pada Oktober 2023, sedikitnya 42.000 warga Palestina di Gaza tewas, termasuk ribuan anak-anak. Sekitar 70% infrastruktur Gaza hancur, termasuk rumah sakit dan sekolah.

Blokade darat, laut, dan udara yang diberlakukan Israel membuat 2,3 juta penduduk Gaza kesulitan mengakses makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Dukungan Dunia

Sejumlah negara Eropa menyampaikan keprihatinan atas insiden ini. Italia bahkan mengecam serangan drone terhadap flotila sebagai “tindakan pengecut yang membahayakan nyawa sipil.”

Dari Indonesia, dukungan datang dari berbagai organisasi kemanusiaan dan tokoh publik. Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad, menyebut misi flotila ini “penting untuk membuka jalan kemanusiaan ke Gaza.”

Aktivis Indonesia yang ikut berlayar, Ahmad Fauzi, mengabarkan kondisi terkini melalui pesan singkat, “Kami di kapal masih tegang, tapi semangat tetap tinggi. Doa dari rakyat Indonesia sangat berarti bagi kami. Gaza bukan sekadar isu luar negeri, ini soal kemanusiaan yang menyentuh kita semua.”

Meski menghadapi risiko berhadapan dengan blokade laut Israel, para aktivis tetap optimistis misi ini dapat membuka mata dunia.

“Jika satu kapal bisa menembus, maka akan ada seratus kapal lagi menyusul. Gaza butuh dunia, dan dunia butuh melihat Gaza,” tutur Marcus.***

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here