Saturday, 27 September 2025
HomeKota BogorDinkes Kota Bogor Luncurkan Inovasi ‘Lungsur Langsar’ dan ‘Taleus Bogor’ Tekan Stunting

Dinkes Kota Bogor Luncurkan Inovasi ‘Lungsur Langsar’ dan ‘Taleus Bogor’ Tekan Stunting

Bogordaily.net – Angka stunting di Kota Bogor dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren yang fluktuatif.

Berdasarkan hasil Survei Nasional, prevalensi stunting tercatat sebesar 18,7 persen pada 2022, turun sedikit menjadi 18,2 persen pada 2023, namun kembali meningkat menjadi 21,1 persen pada 2024.

Sementara itu, data hasil penimbangan dan pengukuran balita menunjukkan angka yang jauh lebih rendah. Pada 2022, stunting tercatat 3,25 persen, turun menjadi 2,59 persen pada 2023, dan kembali turun menjadi 2,32 persen pada 2024.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bogor, Erna, menyebut perbedaan data ini disebabkan oleh metode pengumpulan yang berbeda.

“Data survei nasional berbasis sampling, sementara hasil penimbangan dan pengukuran diambil langsung dari seluruh balita yang ada,” jelas Erna pada Kamis 18 September 2025.

Erna mengatakan, Dinas Kesehatan saat ini memfokuskan penanganan stunting di delapan kelurahan dengan prevalensi cukup tinggi, yakni Kedungwaringin, Tegallega, Babakanpasar, Cimahpar, Ciluar, Pamoyanan, Pasirkuda, dan Balumbang Jaya.

“Upaya percepatan penurunan stunting dilakukan dengan pendekatan siklus hidup, mulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, bayi, hingga balita,” katanya.

Ia menjelaskan, ada beberapa program utama seperti Remaja, pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan Hb, sarapan bergizi di sekolah, hingga pembentukan Duta CETAR (Cegah dan Tanggap Anemia Remaja Putri).

Kemudian Calon Pengantin, pemeriksaan kesehatan, imunisasi, konseling kesehatan reproduksi, hingga pengendalian dispensasi kawin.

Ibu Hamil dan Ibu Bersalin, pemeriksaan ANC terpadu, pemberian TTD, vaksinasi TT, serta pendampingan persalinan melalui program EMAS.

Bayi dan Balita, imunisasi dasar lengkap, pemantauan tumbuh kembang, pemberian vitamin A, hingga makanan tambahan (PMT).

Selain itu, Dinkes Kota Bogor juga meluncurkan inovasi “Lungsur Langsar”, yakni pemantauan ibu hamil risiko tinggi, serta program “Taleus Bogor” dan “Penting Beres” untuk mempercepat penanganan balita stunting.

Penanganan stunting di Kota Bogor dilakukan secara terpadu bersama berbagai instansi, mulai dari Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, PKK, Dinas PPKB, hingga pemerintahan kelurahan dan kecamatan.

“Dukungan juga datang dari pemerintah pusat melalui dana BOK dan DAK, serta pemerintah provinsi Jawa Barat melalui suplemen vitamin A, pendampingan, dan pelatihan petugas.” ucapnya.

Tantangan dan Target 2025

Beberapa tantangan masih dihadapi, seperti mobilitas penduduk yang tinggi, keterbatasan tenaga nutrisionis di puskesmas, hingga masih adanya orang tua balita yang menolak rujukan ke rumah sakit.

Meski begitu, Kota Bogor menargetkan angka stunting turun menjadi 19,1 persen pada 2025. Hingga Februari 2025, berdasarkan hasil penimbangan, prevalensi stunting tercatat 2,33 persen.

Dinas Kesehatan berharap keberlanjutan program ini terus didukung oleh pemerintah, swasta, akademisi, media, dan masyarakat.

“Dengan kolaborasi semua pihak, kami optimistis percepatan penurunan stunting di Kota Bogor dapat terwujud,” ungkapnya.***

Ibnu Galansa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here