Bogordaily.net – Hujan deras yang mengguyur Bali sejak Senin malam hingga Selasa, 16 September 2025 dini hari menyebabkan sejumlah wilayah di Denpasar, Kabupaten Badung, dan sekitarnya kembali terendam banjir.
Fenomena ini kembali mengingatkan publik bahwa kawasan wisata internasional seperti Canggu dan Berawa ternyata sangat rentan terhadap bencana hidrometeorologi.
Dari pantauan warga, air bah datang secara tiba-tiba setelah debit sungai di kawasan Kuta Utara meluap. Genangan meluas hingga menutup jalan raya, bahkan sejumlah kendaraan roda empat ikut terendam.
Camat Kuta Utara, I Putu Eka Parmana, menegaskan bahwa banjir kali ini bukan sekadar genangan sesaat, melainkan akibat meningkatnya volume air sungai yang tidak tertampung.
“Debit air besar yang di sungai, sehingga aliran yang ada di jalan, khususnya di (jalan) Sri Kayangan itu yang paling besar sampai mobil tergenang,” kata Eka dikutip pada Selasa, 16 Juli 2025.
Menurutnya, setelah debit sungai berangsur turun, genangan perlahan menyusut. Namun, proses normalisasi memerlukan waktu karena air sudah terlanjur meluber ke jalan utama serta permukiman warga.
“Setelah airnya surut di sungai, airnya juga ikut surut, gitu,” tambahnya.
Jalan Ikonik Canggu Lumpuh
Banjir parah juga melanda Jalan Pantai Batu Bolong yang dikenal sebagai pusat aktivitas turis mancanegara di Canggu.
Jalan tersebut sempat lumpuh, membuat arus lalu lintas kendaraan wisatawan terhenti. Bahkan shortcut Canggu–Tibubeneng, jalur alternatif populer, juga tak luput dari terjangan banjir.
Beberapa warung, restoran, hingga vila wisata turut terdampak, menyebabkan aktivitas ekonomi warga maupun pelaku usaha pariwisata terganggu.
Selain menyulitkan warga lokal, banjir di kawasan wisata seperti Canggu dan Berawa juga berdampak langsung pada reputasi pariwisata Bali. Wisatawan asing yang sedang berlibur mengunggah kondisi banjir ke media sosial, membuat peristiwa ini viral.
Banjir bukanlah fenomena baru di kawasan ini. Dalam lima tahun terakhir, Canggu dan sekitarnya kerap menjadi langganan genangan saat musim hujan. Alih fungsi lahan pertanian menjadi vila dan kafe disebut memperburuk daya serap air tanah.