Bogordaily.net – Ratusan petani yang tergabung dari Forum Rakyat Bogor Raya (For-BORA) melaksanakan aksi damai terkait konflik agraria yang terjadi di Kabupaten Bogor, pada Rabu 24 September 2025.
Koordinator Aksi, Opet menjelaskan bahwa, aksi tersebut dilaksanakan dalam rangka peringatan hari tani, dengan melibatkan organisasi pertanian, di wilayah Nanggung, Klapanunggal, Rumpin, dan juga Cimande.
Pihaknya memberikan 11 tuntutan kepada Pemkab Bogor untuk dapat menuntaskan konflik agraria yang terjadi, salah satunya untuk menghentikan perampasan tanah rakyat dengan mencabut semua klaim tanah oleh militer, lembaga pemerintah, dan korporasi pada seluruh tanah yang telah menjadi ruang hidup rakyat
“Tuntutan yang kami coba tekankan adalah kembalikan tanah² kepada petani yg selama ini diberikan penguasa kepada pihak² yang kemudian ketangkap sebagai penguasa PT,” kata Obet kepada wartawan, Rabu 24 September 2025.
Ia menjelaskan, aksi tersebut dilakukan karena kurangnya upaya penyelesaian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor terkait permasalahan konflik agraria yang saat ini marak terjadi.
“Kami melihat dari beberapa kasus yg kami ceritakan td sampai saat ini tdk ada upaya penyelesaian, rumpin uda hampir 15 thn lebih, nanggung sama. Kasusnya digantung, tdk ada upaya penyelesaian yg kemudian dilakukan oleh pemerintah,” jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya mendesak agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dapat mendengar berbagai aspirasi dari para petani. Kemudian dapat mengembalikan lahan garapan para petani yang saat ini dikuasai oleh para penguasa.
“Harapannya adalah menjalankan UPH 5 thn yang artinya mengembalikan tanah petani yang merupakan garapan petani ke petani yang selama ini diberikan ke pihak yang tidak berhak, yakni lembaga² negara,” ungkap Obet.(Albin)