Tuesday, 7 October 2025
HomeKota BogorWarga Bogor Keluhkan Truk Proyek Tower 18 Lantai SIG, Jalan Jadi Kotor...

Warga Bogor Keluhkan Truk Proyek Tower 18 Lantai SIG, Jalan Jadi Kotor dan Macet

Bogordaily.net – Ada yang mengusik ketenangan warga di sekitar Jalan Soleh Iskandar, Kota Bogor. Bukan karena suara bising kendaraan atau lampu lalu lintas yang rusak. Tapi karena lalu-lalang truk-truk besar dari proyek pembangunan tower 18 lantai milik SIG yang seolah tak mengenal waktu.

Keluhan itu akhirnya pecah. Warga mulai bersuara. Mereka merasa terganggu dengan jam operasional truk-truk proyek yang sering beroperasi di jam sibuk siang hari.

“Truknya bikin macet. Jam operasionalnya pas jam sibuk. Setelah keluar dari proyek, bannya juga bawa tanah ke jalan. Jadi licin, bahaya banget buat pengendara,” kata Apri, salah seorang warga sekitar, dengan nada kesal.

Bagi pengguna Jalan Soleh Iskandar, tanah dan lumpur yang terbawa dari ban truk memang bukan sekadar kotor. Ketika hujan turun, jalan bisa berubah licin seperti sabun. Ketika panas, debu beterbangan ke arah pemukiman dan warung di tepi jalan. Situasi ini bukan hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga mengancam keselamatan pengguna jalan—terutama pengendara motor.

Proyek tower 18 lantai SIG yang sedang dikebut pembangunannya itu tampak menjadi magnet perhatian warga sejak awal berdiri.

Namun, keluhan terhadap dampak aktivitasnya semakin sering terdengar dalam beberapa minggu terakhir. Banyak yang berharap, pihak proyek maupun pemerintah kota turun tangan mengatur jam operasional truk, terutama agar tidak beroperasi pada jam padat lalu lintas.

“Kalau malam hari atau subuh sih masih bisa dimaklumi. Tapi kalau siang, pas orang kerja atau antar anak sekolah, ya jelas macet total,” tambah Apri.

Kini, warga hanya berharap suara mereka didengar. Ini seolah menjadi panggilan bagi pihak terkait—baik Pemkot Bogor, Dinas Perhubungan, maupun pengelola proyek—untuk duduk bersama mencari solusi.

Bukan untuk menghentikan pembangunan, tapi agar pembangunan berjalan tanpa mengorbankan kenyamanan dan keselamatan warga sekitar.

Pembangunan boleh terus berlanjut. Tapi etika lalu lintas dan kebersihan lingkungan seharusnya tetap dijaga. Karena pada akhirnya, kota yang maju bukan hanya dilihat dari tinggi towernya, tapi juga dari bagaimana ia menghormati ruang hidup warganya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here