Bogordaily.net – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) mencatat sebanyak 2.726 bencana hidrometeorologi melanda wilayah Indonesia sepanjang tahun periode Januari hingga November 2025.
Direktur Mitigasi Bencana BNPB, Zaenal Arifin menjelaskan bahwa, bencana tersebut meliputi banjir, tanah longsor, pergerakan tanah, hingga kekeringan yang melanda di seluruh wilayah Indonesia mulai dari sabang hingga Merauke.
“BNPB itu telah mencatat kejadian bencana sebanyak 2.726 bencana dimana hampir 90 persen dari jumlah tersebut merupakan bencana hidrometeorologi, basah yaitu banjir, kemudian cuaca ekstrim, pergerakan tanah dan lahan, longsor serta kekeringan dan agrasi,” kata Zaenal Arifin kepada wartawan di Cibinong, Kamis 20 November 2025.
Kemudian, bencana tersebut tidak hanya berdampak terhadap banyaknya korban jiwa. Namun, terhadap kerusakan lingkungan, hingga kerugian ekonomi yang cukup signifikan.
“Intinya kejadian kejadian hari ini tidak hanya korban jiwa dan kerusakan lingkungan namun juga kerugian ekonomi yang sangat tinggi,” jelasnya.
BNPB menilai, kerugian akibat kejadian bencana itu mencapai Rp.22,8 Triliun, angka ini melebihi anggaran penanggulangan bencana dari Pemerintah yang disiapkan hanya Rp.3 hingga 10 Triliun.
“Total kerugian diperkirakan mencapai 22,8T setiap tahun sedangkan pemerintah hanya menganggarkan 3-10 triliun per tahun Dengan dana cadangan 3-5 triliun per tahun,” ujar Zaenal.
Menurut Zaenal, wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke merupakan wilayah yang rentan terjadi bencana.
Oleh karena itu, BNPB mengajak kepada masyarakat untuk turut serta dalam upaya penanggulangan atau mitigasi bencana. Serta terus memberikan dukungan terhadap penyelenggaran penanggulangan bencana.
“Penanggulangan bencana kita tahu bahwa negara kita sangat rawan terhadap bencana di seluruh wilayah Indonesia adalah sangat rentan sekali, bencananya dari Sabang sampai Merauke itu semua adalah jaminan bahwa tidak ada sejengkal wilayah di Indonesia itu yang aman dari bencana,” ungkapnya.
(Albin Pandita)
